Selasa, 31 Desember 2013

SENJA - RINJANI - JINGGA

Sekilas tentang dirimu yang tlah lama kunanti...

tanpa kuduga, rindu itu meluap. memenuhi seluruh rongga. menjingga. memerah. membiru. beradu dalam malam yang dingin. bersama tersenyum atas sebuah pertemuan rindu. rasa yang terpisah jarak melebur dalam pelukan serta ciuman hati. sungguh tak terduga. rasa kami bertaut.


jarak tak merubah sedikitpun...

pertemuan yang nyata menghadirkan kenyataan bahwa rasa itu masih memiliki ruang. tak peduli jarak telah terbentangkan sekian waktu. rasa itu utuh. bahkan begitu menjadi candu di malam itu. kami bercinta...


cinta... bercinta...

 inilah bercinta yang sesungguhnya. segala pertahanan tlah runtuh terkalahkan rindu yang tertahan. rasa yang tak terungkap. cinta yang saling menjaga. tanpa kata, cinta hadir dan tumbuh. sungguh manis dan takkan pernah terlupakan. 


tulus...

bahasa tubuh kami tak mampu menipu. ini bukan ilusi atau bahkan nafsu semata. namun inilah rasa yang sllu kami sangkal.


rasa ini senja
kamu adalah rinjani
tinggi tak tersentuh
dan ruang jingga hanya mampu terbias.

Selasa, 03 Desember 2013

ilusi "nyaman"

tanpa kata yang mengikat. membiarkan jiwa berlari. kemanapun dan pada siapapun.

sebuah perlintasan kereta memaksa diri hinggap sejenak. stasiun kecil berpenghuni. mengusik kata setia. memeluk buaian semu. bersama bermain ilusi. dengan sadar menipu. menipu merpati yang jauh. menipu prinsip hati. kami berlayar tanpa layar dan arah. membuta.

kebenaran adalah rasa yang tercipta oleh ruang dan waktu serta kompromi yang kami jadikan nyata. hanya kami, aku dan kamu yang mampu menjabarkan hitam dan putih tanpa menjadikannya abu.

selama nyaman, ini akan berjalan.

sekali lagi "saLah..."

dengan kesadaran penuh saya mengiyakan jika langkah ini "salah"
bukan sekali senja merayu.
terjebak akan kenyamanan.
begitulah logika dan rasa berkompromi dalam jingga.

benci pada diri
muak akan sikap sendiri
namun hanyut oleh buaian kasih

bukan samar. semua ini begitu nyata.
batas yang jelas berkibar di mata.
kebodohan lah yang membiarkan lupa.

kamu senja di batas kemacetan persimpangan.
sunyi. namun tajam menusukku.
aku KALAH dan sekali lagi SALAH!

Sabtu, 26 Oktober 2013

cahaya pagi

melayani mereka yang dilanda gelombang pasang surut tanpa sadar menyeret diri dalam pusaran badai. terlambat sudah untuk angkat kaki. jemari telah basah dengan kesadaran kasih. rasa peduli telah bertaut mesra dengan gelisah. segala daya tercipta untuk sebuah cahaya. cahaya pagi.

pagi yang anggun ataukah pagi yang angkuh?

cobalah bersentuhan tanpa ambisi. rasakan perlahan. resapi setiap warna yang terbias. temukan celah untuk berpijak. pijakan pasti dan membumi. jangan terpejam cukuplah dengan merendah. ilmu padi tak pernah berkhianat. pagi kan bercahaya jika mampu jiwa memahami ambisi padi. merendah untuk meninggikan mutu.

pagi...

bagian dari satu putaran penuh masa. awalan atau bahkan mungkin sebenernya adalah akhiran. digiring biru di ufuk timur, cahaya mulai menyeruak mengaliri sendi-sendi kehidupan yang letih berjuang. berjuang di ladang kejujuran.

adalah harapan...

satu kata berbuntut kesakitan. begitulah kenyataannya. sebelum semua tampak berjaya. meriah. penuh kemenangan. bukan satu jurang terjal yang harus diseberangi. bukan hanya dua persimpangan yang harus dipilih. bukan ketinggian yang normal yang harus terus didaki. semua elemen mengambang pada batas semu. melangkah dan berjuang!




hujan...?

memanjakan rasa rindu itu menggairahkan...

hujan di luar. ku menatap binar lewat jendela rumah. ada kering yang terbasuh dingin. siapa yang peduli? mata ku basah berbinar. rasa yang kian menusuk relung. menghantam begitu keras kesendirian. adakah kamu diseberang mengerti? bagaimana waktu begitu menyulitkan. melalui setiap pekarangan itu sakit. semua menjadi kosong. kosong yang tak mudah tuk dijabarkan. selasar rasa yang menggebu tanpa pijakan. mengambang di alam astral. berputar. berputar pada permainan karma dan takdir. siapa penguasa itu? adakah pernah merasa sebelum menghadirkan rasa itu sendiri. berdayakah?

Jumat, 25 Oktober 2013

RUANG 77

mengenalmu dalam sebuah penantian atas kehadiran adalah masa yang rumit.
ada bimbang. ada nyaman.
ada nilai moral yang menggelitik keangkuhan rasaku.
ingin ku katakan TIDAK!
tapi ntah kenapa begitu sulit melepas hangatmu.

aku rindu
tuk kamu kecup di kening sebelum terlelap
aku rindu
tuk kamu peluk saat dingin jalanan menusuk tulang

aku rindu kamu marah...

Selasa, 15 Oktober 2013

tentang kata "TIDAK!" #1

guratan usia mulai nyata. menumpuk sudah kisah klasik tentang masa. cerita-cerita kotak kenangan. tertata rapi di ruang rindu.

lembaran berkas itu...
bukan sekedar coretan tinta. kertas tua. menuliskan perjalanan.

bukan satu atau dua persimpangan.
berkali-kali hadir dan masih berkutat dengan rasa.
sebuah kata "TIDAK" yang masih saja sulit terlontar...


Jingga di kota Ibu...

beradu dengan keramain kota. gedung-gedung besar menyudutkan mimpi. mencari celah bukan tikus air lumpur. menjadi bunglon seperti kata bang Iwan. berani adalah kunci!

berlari dalam persimpangan.
menjajal jingga di batas kota.
senja mana yang mendamaikan.
akan kupeluk erat dan kucumbu mesra.

tersimpan rapi berkas-berkas rindu untuk kamu di sudut sana. kota seberang. menjulang tinggi tugu istimewa. dan kamu lebih dari sekedar tugu.

hasrat bercumbu tak lebih besar dari bertahan menggenggam esok seperti untaian kata semangat dari mu... sungguh aku rindu. :*

Kamis, 26 September 2013

Larut menekur diri

waktu pernah lebih pekat dari masa ini. dimana diri tak mengenali jiwa. semua berbaur menciptakan aroma usang. terhempas tanpa perlawanan. larut terbawa arus jalanan. mencari manis di setumpuk sampah. dan kemudian ikut menjadi sampah.

perlawanan pada batas pemikiran membuka tabir kehidupan. sebuah perjumpaan bukan sekedar senja. inilah kisah dimana sang waktu berkuasa. 

aku larut menekur diri. meluap sudah putih kasih diantara. mereka yang ada tak terlihat ada. aku meluap serta melupa. larut sendiri dalam gelap rasa. seolah hitam adalah takdir.

jingga menerobos masuk dengan angkuhnya. mengingatkan tentang hangat senja. duduk bersama membuka hati. semua kepingan semakin hancur. namun larut terhempas damai. 

menegur kesakitan dengan logika. hadirkan pelukan menopang sakit dan kecewa. inilah cahaya jingga. 

aku bangkit menatap masa. dimana pagi adalah harapan. dan esok tetaplah misteri. 

Rabu, 25 September 2013

maLam......... aku hidup!

malam... malam selalu tentang kejujuran. tak harus dengan kata. dalam diam pun kan kuterjemahkan gelap.

seolah jiwa adalah satu. sabda alam pun mempertemukan dalam lingkaran perkara.
beradu melukiskan nyaman. nyaman yang tak pernah bisa dijabarkan dalam kata.
gerimis malam mengisyaratkan kecewa. selalu begitu alam mengiba.
secangkir kopi hitam mengolah sendu. bertopeng tawa.

perjumpaan adalah candu.
kebersamaan adalah siksa.
naluri jiwa tak sekata.
namun rindu apalah daya.

semilir pantai ketika batas telah merah.
sambut gelap penuh damai.
alkohol dingin mengiringi cerita.
lautan kisah perjalanan rasa.

tentang malam. aku hidup berlumur gelap. mengarungi samudera kejujuran. penuh luka dan duka. namun tawa harus selalu terlukiskan. bagaimanapun itu....

Jumat, 20 September 2013

Sang RASA

KEMATIAN

aku pernah merasakan mati. ketika rasa tak lagi menaungi kehadiran.
pernah pula berkutat dengan mati. ketika ada hanya larut menekur diri.

kematian bukan hanya tentang hujan yang membasahi tanah merah.
makna abadi lebih erat membasahi  masa.
dimana ada ikhlas melepas segala fana.
terbang bebas menyambut nyata.
menyusup di batas cakrawala.
membius kelam menuliskan kehangatan jingga.

tersenyumlah pada masa.
dimana hujan adalah berkah dan masih menyimpan rindu.
ketika rasa menjamah ruang abadi.

esok adalah kelahiran...

cahaya siang

terang adalah manipulasi peran...

apa yang tampak tak selalu satu arti. multi kultural. multi fungsi. multi talenta. NAH! menggunakan mata bukan sekedar memandang. melihat jauh lebih dalam. lebih peka bukan mencipta praduga. 

antara kompromi dan kamuflase...

dapat dianalogikan seperti kopi hitam manis. terdapat manis yang diciptakan untuk berkompromi dengan indera pengecap. ataukah sekedar bentuk kamuflase atas rasa pahit kopi yang murni. setipis itulah batas antara kedua perkara tersebut. selanjutnya berkiblat lah pada keseimbangan rasa dan logika. 

kan kau temukan jati akan diri dari setiap bentuk penampakan raga. 


Kamis, 19 September 2013

menjelma

rasa menjelma dalam permainan labirin. angkasa memudar atas sajak warna. gemuruh hujan tak lagi menerpa rindu. dimana aku mencari? kemana aku berlari?

taman surga yang rindang membiusku lelap. bermandikan api biru dingin malam. bagaimana menjernihkan gelisah?

hamparan pantai tertutup kabut. cahaya dingin menyengat kulit. tertusuk ilalang jemari kaki. pasir pun bersenandung kelam. dan ketika diri mencuri rasa. bolehkah aku percaya?

lelah tak jua sirna. berlari mencari tempat sembunyi. cerita menjelma hantu tidur. aku terjaga sepanjang gelap. semacam trauma atas kepercayaan. banyak mata terjaga ketika terang.  akupun memilih lenyap dalam dunia ku. memanjakan raga dipembaringan. merangkai mimpi dimana rasa adalah lakon. tak peduli apa yang kan diungkap oleh nyata. aku hanya ingin terhenyak manja.

dekapan hangat senja kan membangunkan. bermandikan jingga aku mulai berkelana. disambut hitam rasa serta gelap nyata. menuliskan kata tentang masa kepulan asap.

aku larut akan cerita...

batas perjalanan // persimpangan kecil // senja ku...

menyusup di keramaian perayaan suka cita. hari dimana pagi adalah harapan. jiwa-jiwa riang berbagi senyum kebahagian. ini adalah akhir sekaligus awal perjalanan asa.

"selamat datang di kehidupan nyata..."


senja datang jadikan nyata
kecup hangat rona jingga
terlukis senyum batas perjalanan
merengkuh dilema melangkah hadapi persimpangan

tak ada jeda untuk merindukan kamu yang tak lagi ada disisiku. mereka merengkuhku dalam kebahagian. menciptakan nuansa jingga yang indah. meski perkenalan itu begitu instan.

gelak tawa bersama mereka membius kecewa akan rasa. perjalananku adalah senja. dan kehadiran mereka mengangatkan jingga. 

pertemuan di persimpangan kecil mengukir rasa kasih. persaudaraan tanpa memandang bulu. kami datang dari berbagai penjuru. multi kultural. namun kasih malam mencairkan kebekuan ego.



Minggu, 01 September 2013

keganjilan pertemuan

terpisah ruang dan waktu. tak ada rindu bertaut. namun. jarak semakin dekat. justru ada rindu berkecamuk. apa ini?

saya merasa aneh dengan keadaan senja di batas kota tahun ini.

jatuh cinta tanpa hasrat tuk bersama.. apa ini? namun ada nuansa mampu memercik cemburu. kok bisa? ntahlah...

saya suka. saya nikmati. rasa adalah anugerah semesta. bukan sesuatu yang harus dipersulit oleh nafsu. mengalir laksana kedamaian anak sungai. tetap berjalan meraih mimpi.

esok kelak nanti
kan kuceritakan
sajak-sajak rasa
tentang hadirmu
senjaku yang biru...

senyum lavender

"jika aku mampu melepas dan melangkah, aku kan terlahir kembali..."

sederhana. begitu sederhana menuliskan dan mengucapkannya. akupun menyederhanakan itu dalam pemikiran. semua telah berlalu dan aku baik.

dia telah menguap selayaknya dupa lavender. menjadi abu termakan masa. ada sisa yang tampak menodai. kubilas dengan air hujan. beranjak sudah tubuh dalam dekap malam.

aku bukan mencoba tegar. karena aku telah tegar. seiring perjalanan panjang. lima tahun. tidak lama untuk melepas. kenangan tidak mungkin sirna. hanya saja terkendali dan terkunci dalam kotak.

dia mengiringi langkahku dalam sebuah institusi. lima tahun pula aku selesaikan masa belajarku. dan kini... aku berjalan diapun berjalan. beriringan dalam persimpangan masing-masing.

kami punya jalan sendiri dan cara sendiri untuk bahagia. bersama tak selalu menjadi akhir. karena bersama dalam ikatan yang tak tepat takkan mampu membahagiakan.

aku bahagia melihat dia menemukan jalan kebahagiaannya. akupun tak kan begitu saja larut dan menyerah. setiap langkah adalah bermakna.

malam menceritakan kepingan rasa.
bertaut rindu menulis cerita.
tersenyum bahagia.
atas cinta di ujung sana.

dia telah menemukan rekan.
mengarungi samudra.
lautan keras kehidupan.

rasa tak terusik benci.
inilah ketulusan kasih.

TEPIAN PANTAI

Sudah lama aku tak mengunjungi pantai ku. lama tak bermain pasir. aku rindu bercerita pada gulungan ombak. menemani senja tenggelam. kemudian larut pada gelap malam dengan sebotol beer dingin.

aku. pantai. senja. malam. dan beer dingin adalah air mata.

ntah berapa purnama aku selalu berkeluh kesah di sana. iyah di tepian panti itu. semilir angin mampu menghapus air mata. gemuruh ombak slalu meredam amarahku. senja menegarkan rasa akan kehilangan. kegelapan malam kembali melahirkan semangat. dan beer dingin menemaniku bercinta.

aku bahagia.
mendekap erat kesendirian.
bercerita dalam pikiran.
berdiskusi dalam diam.

pantai. senja. malam. dan beer dingin adalah keteguhan mental.

masalah dan masa membunuhku sekejap. diam dan hening. gelisah tentang esok. membenamkan diri sejenak. berhenti sepersekian masa. aku bergelut dalam ruang ilusi. mencari damai yang tak tampak. pantai, senja, malam menjadi ruang dan waktu pertengkaran rasa.

aku berlari.
tak jua kutemukan damai.
pantai tak berujung.
damai tak berbatas.

akupun tersadar. ada damai dalam diri membeku.

menanti esok

merasa gelisah. bukan tentang aku. ini adalah perkara yang masih bertebaran dalam ilusi. siap untuk segala hal yang menjadi nyata. tidak mudah. namun begitulah seharusnya.

tidak perlu cemas.
kamu tidak sendiri.
banyak kasih merengkuhmu.
tanpa perlu kamu pinta.

simpan gelisahmu.
tersenyum kita menyambut esok.
bukan sekedar senja.
melainkan masa yang nyata.

bertelanjanglah...!

hidup dan berkehidupan diantara berjuta warna. dimana saya berdiri? bertingkah tentang minor dan mayor. hey, sedangkal kuantitas kah perjalanan ini???

sajak-sajak indah serat akan makna telah telanjang tanpa fungsi. tergradasi oleh masa yang disebut peradaban. akal seolah hanya pelengkap organ tubuh. tidak lebih.

ketakutan membawa diri tuk berkelompok. berkelompok atas dasar seragam. untuk apa? sudahkah memahami nilai dasar atas adanya sebuah buku panduan?

seberapa banyak kau membunuh. seberapa dalam kau membenci. seberapa hina kau memaki. takkan menghapuskan nilai minor dan mayor. kata minor dan mayor bukan pedang pembela kebenaran.

duduk bersanding pilu. menatap nanar kebengisan. aku mulai tak mengenal mereka. bahkan mengenal aku dan keberadaankupun semakin rapuh. ada gurat kecewa dalam rasa. hidup tanpa berkehidupan. mengaku punya Tuhan namun tanpa berketuhanan. menelanjangi tanpa mau telanjang. dunia semakin penuh dengan topeng...

jangan main-main!

rasa kecewa bersetubuh cinta. tekurung ruang rindu. pencarian esensi atas eksistensi. dunia yang terlihat benarkah ilusi semata. berpijak di tanah ini nyata. terbakar api asmara ini nyata. pertengkaran ideologi ini nyata. nyata. nyata atas sebuah yang diketahui itu adalah semu.

dan ketika saya bersetubuh...

saya mampu membedakan antara bersetubuh dan bercinta meski pada fisiknya itu adalah rutinitas yang sama. namun ada nyata atas semu yang membedakan. ada rasa kasih yang menggebu ketika tubuh bercinta. keikhlasan atas kesalahan duniawi. kepuasan atas hasrat biologis. kecupan mesra penutup cerita. menghangatkan tubuh dalam dekapan dingin kenyataan.

saya dan sang "Tuhan"

lautan alkohol menyulut percikan rasa. terbakar dalam semalam. dinding ruang segi empat menjadi saksi. semalam tubuh bercinta. tak ada kata yang mampu mendeskripsikan. untuk pertama kali saya merasakan kematian. dan malam itu saya mengenal sang "Tuhan".

tentang Dia...

Dia ada dalam diri saya. hidup dalam rasa saya. pencarian berlabuh pada penciptaan. Dia menciptakan saya lengkap dengan akal. bukan tanpa tujuan. akal menjadi kunci atas segala ruang tanya kehidupan. benar atau salah adalah sebuah nilai. dan tentang itu saya serahkan sepenuhnya kepada yang berhak menilai.

hidup adalah pilihan nilai...

sekali lagi. saya bercinta bukan sekedar bersetubuh...

Sabtu, 31 Agustus 2013

diantara kamu dan dia

malam penuh canda tawa. sepasang manusia diselubungi cinta. aku merasa telah lama mengenalnya. seolah kawan lama. membunuh malam dengan keakraban. hingga pagi menjelang.

sisa-sisa semalam...

terbangun di pagi hari. tertawa sejenak. teringat prahara semalam. lucu dan menggelikan. cerita tentang anak adam dimabuk asmara. terhasut rayuan anak hawa. membangun jurang komunikasi atas kasih tulus. kami tertawa. tertawa menangisi keluguan sikap.

sebuah cerita sebuah rahasia...

terbuka tabir prahara duniawi. antara mereka anak adam. mendengar dari dua sisi. objektif di titik pendengar. bercerita atas prasangka. inilah presepsi.

jangan terlalu lama berselisih paham.
ayo ulurkan tangan.
rangkul kembali rasa yang hilang arah.
kita adalah saudara.

ada diantara kamu dan dia.

Rabu, 28 Agustus 2013

eksistensi

ketika dianggap ada. jangan sekedar ada. tunjukkanlah keberadaanmu.
telanjanglah. bukan dalam rumah.
redam segala prasangka.
rengkuh mereka dalam dekapan hangat ketulusan.

tak merasa gelap ketika bersama.
gelak tawa semu nan abadi.
akan ada rindu terpaut masa.
kesibukan diri mencari nafkah.

kota tinggi bermandikan kerlip.
mencakar langit melupa diri.
terbang oleh nafsu.
kembali membumi ketika habis masa.
sendiri.

pertemuan "senja"

menjadi spesial itu bukan keajaiban...

lepaskan topeng dan berlaku lah sebagaimana dirimu sendiri. itulah saya ketika berhadapan dengannya juga dengan siapapun. tanpa saya jelaskan, dia paham ini adalah saya. perhatian bukanlah permainan. ini adalah hal ketulusan dalam hubungan. segala macam hubungan.

saya adalah dia. Dia adalah saya.

perlahan saya tersadar. kami itu sedikit banyak adalah sama. seolah cermin berhadapan dengannya. keras kepala. egois. jaim. sok tegar. sok baik-baik saja. ceplas-ceplos. pencemburu. bebas. pemikir and anymore. serta bagaimana kami berteman. bagaimana kami disayang. bagaimana kami dihargai dan dihormati. bagaimana kami menyikapi masalah. bagaimana gilanya kami ketika tak sesuai rencana. juga bagaimana kami mencintai seseorang.

pertemuan senja...

kami pecinta senja. kopi di tepian senja adalah pelarian dia. merindukan kamu di balik senja itulah saya. bukan sekedar senja.

terjangkit sakit

cermin ku retak. tidak. ini hanya ilusi mata. ada nilai tanpa kestabilan. berbayang kematian benda. sebuah kata pengecapan pendapat. berlumur dengki bermandikan emosi. sajak pilu bercerita tawa. sederhana. bukan rasa yang sederhana.

hidup diantara pintu nyata. tanpa terlihat nyata. seolah cahaya enggan merasuki. apalagi mengetuk kalbu. sendiri melangkah mengecap asam jalanan. simbol kesepakatan seolah tak pernah ada. begitu mudah melanggar kesepakatan abu. tanpa pernah mudah tuk kembali pada batas nyata.

bercinta pada ranjang mewah. harum  lavender. dan tumpukan rupiah. harga atas jamuan makan malam. cahaya kecil sebatang lilin merah. menyala dan padam. murah dan mahal. bermandikan keringat. aku bermain cinta.

berlembar kertas terjilid rapi. desain sampul yang mudah dikenali. tanpa pernah mudah tuk dipahami. cermin sekedar hiasan dinding. usang oleh debu kesempurnaan. merasa besar dalam kotak aman. menatap musuh pada perbedaan. kepedulian menjadi cacian hati. bercahaya namun berselimut prasangka. dekat namun menjauhi kasih.

idialisme tolol meracuni logika. berebut benar pada kesalahan. prinsip-prinsip mentah menapaki kebebasan. lupa pada tujuan ataukah melupa. jangan salahkan persimpangan raya. dimana petunjuk arah digantungkan. 

kata adalah sabda. menuliskan kegelisahan. enggan bertengkar benar. dimana benar adalah sudut pandang. dan kegelisahan adalah ganjil...

Minggu, 18 Agustus 2013

adakah pagi?

kehadiranmu membawa langkah ku kepada banyak kepulangan. semesta tidak terlambat mempertemukan kita. kamu hadir benar-benar di saat yang tepat. hanya saja bukan pada kondisi yang tepat pertemuan ini.

kita terpisah kotak. berbeda tempat perlabuhan. malam tetaplah gelap. meski bercinta pada kejujuran.

masa kita adalah gerimis. gerimis yang selalu romantis. bagi pecinta senja.

selalu ada sendu ketika sendiri. bersinar lampu kota. di keramaian perlintasan raya. kembali ke peraduan.

dan kita bisu diantara gelak tawa.



ASDFGHJKL

Kembali menuliskan cerita...

telah ku selesaikan satu persatu rasa yang ku biarkan keadaan menjawabnya. tidak mudah. namun inilah pilihan nyata. dalam tidur panjang aku melepaskan penat dan berucap selamat tinggal kasih.

sebuah tempat baru....

merasa perlu dan penting adanya tempat baru. aku akan memulai sebuah keberangkatan. dimana? masih mencari.

yogyakarta...

kota sejuta kenangan. kemanapun aku pergi. ada jiwa yang tertinggal di kota ini. dan kelak pasti saya akan pulang kesini.

sisa-sisa waktu....

aku tak berniat pergi dengan kembali menggantungkan rasa. aku sendiri dan aku kosong. itu terbaik untuk sekarang. semua pintu itu tak bisa aku masuk lebih jauh. aku ingin pergi dengan manis dan senyuman terindah serta pelukan terhangat.

dan ketika aku kembali
kan kusapa engkau
dalam dunia nyata

dan tentang cinta
aku tak tahu

kita kan duduk bersama
dalam mimpi yang tlah terengkuh
senjaku... :3

menjemput titik pulang

Menjemput teman dari tanah pasundan
Selasa tengah malam
Melangkah kaki menuju pintu keluar
Hendak menunggu

Sapaan merdu membeku pilu
Seraut senyum yang kukenal selalu
Lama sudah terpisah ruang dan waktu
Berjabat tangan membasuh rindu

Bercakap bersandar pagar besi
Membahas cinta
Kamis mengabarkan pagi
Hendak menikah

Besi-besi tua saksi bisu
Terkubur batu kerikil
Stasiun lempuyangan yogyakarta
Berpulangnya teka-teki rasa



Senin, 22 Juli 2013

menuliskan sebuah KATA PENGANTAR itu -___-

memutar ingatan pada beberapa purnama silam. menemui diri duduk menatap pantai pada malam. tak sendiri. jemari berhenti sejenak mengetikkan kata. ada beban menuliskan sebuah nama itu. udara dingin malam itu seolah membekukan jemari. terdiam menatap layar putih.

mengingat setiap goresan senja. belajar menjemput malam. pada senja hari ini aku kembali pada senja-senja waktu itu. memilah-milah dari perjalanan yang telah berlalu. namun kenangannya tak pernah berlalu. dimana hujan? aku ingin melepas penat.

kata pengantar? dimana di dalamnya aku menuliskan berjuta syukur dan terima kasih.

secangkir kopi
senja
coklat panas dalam ruang lavender
keluarga
senyuman
bahu dan pelukan
sudut abu
senja yang jingga
dukungan
bantuan
seni
hujan
malam
Tuhan

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhh -___- aku tersudut. tersudut oleh kata-kata. tenggelam oleh kenangan. terjebak oleh masa lalu. terpaku pada kebimbangan.

ini bukan persimpangan. ini adalah kepulangan atas keberangkatan purnama. disini aku berpulang. pada titik ini kan kukubur kepingan cangkir itu. tanpa nisan. aku pulang pada malam untuk berangkat esok pagi. melanjutkan perjalanan senja ku. untuk analogi yang baru.

--- you lost the love // I most the love ---

Kamis, 18 Juli 2013

#schoolsuck

berjam-jam kuhabiskan waktu. menatap kosong ruang word. dimana kata-kata deskripsi konsep yang memenuhi otakku beberapa waktu yg silam? knapa mendadak begitu susah dan rumit untuk mendeskripsikan semua ini? sumpah this is fakmen condition!!!!

kopi sudah. rokok sudah. juga sudah menikmati senja sore tadi. malam pun tak lage ada yang mengusik. sendiri memenuhi ruang kerja. mengalihkan semua janji-janji pertemuan. lalu???

udara malam yang dingin. turut serta membekukan konsepku. aku sanggup melawan kantuk. tapi aku bingung. kehilangan arah akan sebuah deskripsi yang turut serta bernafas bersama ku dalam beberapa purnama ini. I CAN DO IT!!!!

sumpah! ini benar2 titik stuck aku. na na na na na.... la la la la alala.....





malam basah

pertengkaran semalam membawa sendu pilu
kau acuhkan setiap senyum rayu
malam basah rindukan senja
titik usang yang mulai menua

ingatkah kau tentang pertemuan
senja yang jingga berbisik manja
masihkah kau sibuk dengan dunia
jiwa menjelma rasa kehilangan

jalanan berkilau lampu merah
tanda langkah harus berhenti
di persimpangan raya tubuh terjatuh
batu kerikil tanda mawas diri

sebentuk mental kedewasaan
dimana pendapat saling beradu
aku dan kamu adalah pencarian
mencari tepian tempat berlabuh

sajak emosi

bagaimana ku harus menyapamu?

diburu nafsu gelegar ambisi. menyapa pagi dalam amukan gerimis. terlukis gumpalan abu pada senja. melangkah pulang mencari senyap. aku dan kamu terbakar sistem.

meredam bara...

berbagi nikotin pada malam yang mulai usang. terbius dalam dingin keadaan. mencari kata awalan dalam setumpuk memory. berlapis cerita kitab kehidupan. terlontar senyum meredam bara.

pintu yang tertutup...

lari dan bersembunyi dibalik papan. ruang dan waktu mengikat ego. terbang sudah asap pembakaran. yang tertinggal adalh abu. abu kesalahan.

kembali pada getir...

berselimut menyambut bunga. tertidur pulas tanpa busana. aku dan kamu. secangkir kopi di esok hari. berteman semu.


Sabtu, 13 Juli 2013

#SebuahPernikahan

sebuah pernikahan...

semoga dilancarkan segala niat baik. berdiri di hadapan altar. ataukah. duduk bersimpuh di depan al-quran. itu wujud. secara esensi jauh lebih complicated. bersujudlah pada komitmen yang disepakati. saling berbagi kasih. saling melengkapi. saling melindungi.

sebuah renungan...

kehidupan adalah pilihan nilai. semua telah berproses. teguhkan dulu secara intern. tentang mereka yang berada di luar zona pasti akan mengerti. proses komunikasi dalam memberikan pemahaman. jauh sebelum itu. sekali lagi, teguhkan ikatan kalian. bukan hanya tentang status. juga tentang langkah selanjutnya.

saya sayang kalian...

apapun itu dan bagaimanapun itu. saya yakin kalian cukup bisa mencerna. jangan berdebat keyakinan kalau dengan saya. mari berbicara tentang hidup dan kehidupan saja. tentang rasa yang itu nyata.

dimana saya berdiri?

saya tetap ada di sini. saya akan tetap pada porsi saya. saya berdiri dengan kadar saya sebagai seorang adik. sama seperti dulu. tidak lebih. dan. tidak kurang.

kosong

geli rasanya ketika saya teringat sebuah malam. dimana saya sendiri tak percaya pada apa yang terjadi. mata saya berbinar memandangnya. seorang laki-laki di depan saya. ada simpul senyum yang menurut saya itu manis. kami bercakap ntah tentang apa. semua hal mengalir terucap begitu saja.

satu pertanyaan, mengertikah anda tentang binar mata saya?

saya ingin tertawa sajalah.

Biru Jingga AKU Hitam

membisu beku seakan haus akan darah
membawa langkah pada persimpangan
terdiam dalam penat
kamu begitu hitam untuk terlukiskan
kaki tersayat pada biru perjalanan
kenyamanan yang membawa keterlenaan
kosong yang tak kau mengerti
semua bagai ilusi tanpa topeng
hadir dan memanjakan kerinduan
pada bilik keterasingan tubuh bercinta
hujan basahi tanahku
semerbak mati membius jiwa akan damai
mengubur keangkuhan seolah bangkai
hey, kamu yang terkurung pada ruang
jangan berbisik masa pada penyesalan atau harapan
serahkan pada semesta tentang kebenaran rusuk
langkah akan tetap berpindah
meninggalkan jejak sebagai cerita
untuk esok dimana matahari akan bersinar
biru jingga aku hitam.

Kamis, 11 Juli 2013

-kamu menghancurkan kata ku-

sekali lagi ini tentang biru...

semakin dalam kaki melangkah. membuka batas pada kotak yang semu. bukan tanpa batas. dan. ketika bias mata itu terlukiskan. aku takut. takut pada apa yang tak tampak. [mungkin] belum siap. atau [mungkin] ini hanya senja hari ini.

biru ku bulat pada binar mata...

binar yang sulit untuk ditafsirkan. kucoba masuk dan telanjangi. tapi. tak kutemukan nyata. aku hanya bisa meraba secara subjektif. sekali lagi aku takut. terlelap pada bunga tidur lebih indah rasanya. menunggu malam.

ruang dan waktu...

bersimpuh. berserah. aku pada ruang dan waktu yang mengikat. biarkan semesta menjalankan apa yang telah tertulis. bukan tentang pasrah atau menyerah. ini adalah bentuk "berserah diri". kan kubiarkan langkah mengalir. karena ada ketakutan akan luka yang masih membiru. perlahan dan tertatih menjemput pagi.

hujan dan senja...

akan ada tumpukan kata pada masa tentang biru. ulurkan tanganmu. genggam. tarik. dan peluk aku. dekap aku pada timur. melukiskan biru berganti jingga. bersama sujud pada barat yang memerah. meraih putih melingkar ikrar. mendayung tanpa kenal letih. hari ini. esok. lusa nanti.

Minggu, 30 Juni 2013

when you say............

itu semua kebohongan...

adakalanya mereka dengan segala kondisi membutuhkan sebuah tameng atas kenyataan yang belum siap. kenyataan yang [mungkin] terlalu cepat datang. YAH! bukan seperti itu seharusnya dan TIDAK! seharusnya seperti itu. segala macam proses olah pikiran itu tak pernah lepas dari kondisi mental. kekuatan pencitraan itu menjadi salah satu tameng yang cukup ampuh, namuuuun.....

sampai kapan?

".......tak ada bangkai yang tak tercium" sepenggal kalimat, hanya masalah waktu saja! serangkaian kalimat alibi itu pada akhirnya juga akan memudar. membawa terang pada nyata.

dan ketika mereka siap akan sebuah kejujuran...

berdo'alah semesta melupakan. melupakan segala mitos itu. "....tak ada manusia yg sempurna" TIDAK! Kita semua sempurna. kita semua sempurna pada porsinya masing-masing. seperti sebuah rangkaian DNA, tak ada yang sama. bukan berarti cacat. dalam perbedaan itu tetaplah sempurna. sempurna sebagaimana kamu berperan sesuai peran dalam panggungmu masing-masing.

kembalilah....

buka semua topeng itu! please come back! semua itu ada harganya. tinggal pilih harga berapa....?

Senin, 24 Juni 2013

PEMUTARAN PERDANA KADP


Kembang Asih Di Pasantren

Taman Budaya Yogyakarta / 26 Juni 2013 / 19:00-selesai WIB

sebuah film yang diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karya seorang budayawan Sunda. film ini berlatar pesantren di tanah pasundan. dialog yang digunakan juga berbahasa lokal, yakni Bahasa Sunda.

cerita tentang cinta, persahabatan dan pengabdian. banyak pesan-pesan berharga dan harus mulai kita renungkan bersama untuk kehidupan yang lebih baik. sebagaimana kita sadari atau tidak, alam ini sudah semakin tua. 

tanpa sebuah tendensi menggurui atau sejenisnya. ini adalah sebuah karya hasil olah pikiran dari pihak kreatif. dengan harapan dapat menjadi stimulus pola berpikir bagi mereka yang mau belajar.

tak pernahh ada kata terlambat untuk belajar. karena tak pernah ada batu yang abadi kerasnya. seperti sebuah senja yang sesaat. dimana senja dimaknai menjadi sebuah perjalanan.

salam damai sejahtera


Sabtu, 22 Juni 2013

rehat


merah membiru atas waktu.
sejenak beri aku ruang.
semilir embun di jalanan.
penghilang penat pada sebuah masa.
rasa ini takkan pernah lari.
pada jingga yang teduh.

aku adalah lapang.
pada kehidupan yang menipis.
sebuah batas pada perilaku.
atas kematian.

biarlah malam memelukku.
menenggelamkanku pada semu.
musim semi akan datang.
aku kembali padamu untuk sebait pagi.

sebuah perjalanan,



kami bertemu. lebih tepatnya kami dipertemukan.

pada malam tanpa kata. pada hujan tanpa gerimis. begitu saja. berlalu dengan cepat dan singkat. kepenatan masalah menghapuskan jarak. suka cinta yang sama mengikat waktu. ini nyata bagi kami yang paham akan badai di balik semu.

kami hanya menyimpan gelisah pada tatapan. tentang keberangkatan ataukah kepulangan. merah dan hitam kami bedakan. kami hanya melakukan sebuah perjalanan. perjalanan rasa. pencarian identitas. suatu senja kelak pasti ada jawab.

kata mengucur deras. membunuh rindu. terpisah dimensi. kami pendaki. pendaki mimpi pada imaji. tak ada kata bosan untuk sebuah sapaan. tak pernah letih menunggu saat pertemuan. sekali lagi, ntah keberangkatan ataukah kepulangan. pada mimpi kami berangkat. pada rumah kami pulang. demi cerita di kala senja.

selamat datang dunia semu

Kembang Asih Di Pasantren

senja menunggu kalian. untuk segera memainkan peran. inilah saatnya. 11 Maret 2013.

lonceng telah berbunyi. saatnya rollling dan taat pada teriakan ACTION dan CUT! ini adalah medan perang. perang kreatifitas. merebut kejayaan seni. dalam kebersamaan. bergandeng tangan. sebait semangat. berjagalah pada pos masing-masing. totalitas adalah kunci. 

egoislah pada peranmu. bijaklah pada waktu. genggam teguh kerjasama. tak ada lagi aku dan kamu. mari berucap dan menggoreskan kata "kita" untuk senja di pelupuk mata.

ini bukan hanya senja ku yang kini duduk di bawah nama Director. ini adalah senja kita. senja laskar perang film KADP. segelas keberhasilan dan kesuksessan mari kita tengguk bersama. chers!

pembacaan dan melakukan peran

Kembang Asih Di Pasantren

proses dimana perasukan jiwa pada sosok atas sebuah peran. lepaskan identitas yang telah membumi. terbangkan imaji pada jalan yang baru. rasakan deru anginya. sakitnya. bahagianya. tak lupa pakailah sosiologis jiwa yang baru. mainkan emosi kehidupan. 

dan kemudian berperanlah pada jalur yang digariskan.

permainan nada pada tangga irama. emosi yang dibangun. bukan dilawan. berlaku pada pandangan mata lensa. berucap dengan artikulasi yang tepat. bukan hanya untuk diri sendiri. untuk merangsang jwa-jiwa di luar sana. kembali merenungi semesta. memahami sebuah perjalanan. mengangkat bendera humanis.

berperanlah dengan pilihan-pilihan yang bijak.

kebutuhan akan sosok

Kembang Asih Di Pasantren

jiwa-jiwa yang tercipta itu melayang. mereka butuh sosok. untuk memainkan peran. peran dalam kehidupan sandiwara. sebuah panggung yang nyata di mata lensa. pada dimensi nya masing-masing. saya mulai mencari.

pencarian masih beratap senja di kota Serang.

senja di kota Serang. mempertemukan jiwa pada rindu. perpisahan ruang. bukan waktu. hanya berjarak pada nyata. saya merasakan kasih. pada secangkir coklat panas dan sebotol angker.

pencarian dikotakkan pada tiga titik. perkumpulan. perkenalan. kami semua berjabat tangan. berucap nama. dengan kerelaan hati, saya meminta mereka berperan. rasa terima kasih atas waktu untuk sebuah komunikasi.

ini adalah kehidupan. peran harus dimainkan. jiwa akan memilih sosok dengan hati. berbalas kasih. berbagi senja. menciptakan kata untuk merangkai perjalanan. 

melangkah mencari persinggahan estetis

Kembang Asih Di Pasantren

telah saya tuntaskan latar belakang hingga landasan teori pada senja kali ini. kembali pada Jogja yang istimewa untuk melapor kepada baginda raja dan ratu. datang - lapor - datang - revisi - datang - lapor - datang - revisi. saya menghabiskan senja di kota istimewa ini untuk hal itu. 

pada senja selanjutnya, saya kembali pada perjalanan menjemput senja di kota Serang. perjalanan kali ini bukan lagi pencarian kedamaian hati atau setumpuk semangat. perjalanan untuk sebuah tempat. yupz! saya mencari tempat berlabuh. tempat berlabuhnya konsep-konsep berantakkan di kepala saya. nuansa 1996 tentang kobong. visualisasi pesantren darussalam dalam kisah yang saya jahit ulang.

tanpa menyerah pada senja. di suatu senja saya akhirnya menemukan tempat berlabuh. tempat yang dikenal dengan julukan Desa Kaduronyok. konon katanya Kadu itu adalah banyak. Ronyok adalah duren. Banyak duren??? yoyoi. suatu masa dimana saya mungkin belum mengenal senja, tempat ini adalah pabrik duren. hehehee ^_^

Senja di kota Lain....

Kembang Asih Di Pasantren

satu bulan. senja di bulan November 2012. tidak lagi saya nikmati di kota Jogja yang istimewa ini. pada perantauan saya menjatuhkan pilihan. pencarian senja menjadi obat penyembuh semangat yang tercecer.  bukan tentang pelukan laki-laki. melainkan kedamaian hati atas luka bekas perang dingin. saya menghangatkan diri di bawah senja kota Serang.

melahirkan diri sebagai sosok yang baru. di tempat baru. ini bukan hura-hura. ada setumpuk kitab di depan mata. menunggu untuk saya jamah dan perkosa. 

ruang dan waktu tak pernah bisa hanya bermakna pada cangkang. mereka lebih menjerat dibanding jaring laba-laba. mereka manis yang menyimpan bisa dengan rapi. mereka adalah buaya tanpa harus menyentuh daratan. karena mereka berkuasa atas kehidupan.

mengelabuhi rasa itu yang saya lakukan.

tuntaskan menjahit!!!

Kembang Asih Di Pasantren

aroma embun pagi telah aku dekap. tumpukan berkas atas konsep telah di cap atas kesepakatan revisi. yaaaah saya tersenyum. saya 45 untuk kembali larut pada nuansa yang kelak menjenuhkan namun akan dikenang atas nama proses. saya tuntaskan semua kehendak langit. saya tata rapi seperti jingga yang bertingkat. manis dan hangat.

saya dengan senang hati menjahit senja untuk Dea dan Nunun. mengembalikan kenangan Mama Ajengan atas pohon runtuh. mengalirkan sungai kecil untuk Kang Daceng dan Mas Odon. menyalakan api tungku kepada Nyi Kulsum dan Ayu Tuminem. dan Melukiskan imaji Pak Edyna Latief dalam kumpulan frame-frame digital. bagai di surga.

hari yang cerah. awan putih yang manis. langit biru yang indah. embun yang menyejukkan. telah saya tuntaskan jahitan-jahitan yang menjadi pe-er. ini adalah pagi. pagi yang aku gantungkan pada tumpukan kertas. bukan kertas kosong. realitalah yang menjadikan pagi kembali kosong. ketika kudapati cangkir kopi ku tak lagi retak melainkan telah pecah. tak berbentuk.

jalanan. saya kembali pada jalanan. tanpa batas kecepatan. tanpa lampu merah. tanpa cahaya. semesta tak sepakat. tak mau membasahiku pada air hujan. pada kenyataan saya kembali. kenyataan dalam tenggang deadline.  berat hati. dan berharap secepatnya sembuh. kembali pada ilusi mimpi.

sapaan secangkir kopi

Kembang Asih Di Pasantren

satu kata dari sutradara atas proses ini "perjalanan"

sulit rasanya merangkai kata untuk menceritakan senja dalam film ini. begitu banyak hujan yang tak bisa dideskripsikan. sehingga bimbang untuk menuliskan realita. perjalanan ini adalah semesta.

bagaimana kamu mendeskripsikan semesta?

langkah kaki. pilihan untuk memilih. batu terjal. berserah atas siang yang panas. kesendirian. larut menatap hujan. memiikirkan tentang malam. terselubungi ilusi senja. gamang. blur. merayap. awan hitam. mendung dan kegelapannya. gerimis air mata. atas abu-abu di langit biru. jurang. jurang menyerah. lautan luas. tanpa tepi. tanpa persinggahan. sekedar untuk melepas penat. lelah. lelah berjalan tanpa arah. bosan. bosan menjadi butiran debu. yang hanya terbang. melayang. terbawa angin. tanpa tujuan yang pasti. tanpa rasa sakit. terlalu sering dihantam badai. badai hati yang tak pernah bosan. sungguh. sungguh sangat meletihkan semua jalur ini. 

tidak sekedar senja...

sikap untuk maju dan bertahan. tak pernah sia-sia. banyak tawa baru yang langit lukiskan. ini bukan sekedar senja. yang hanya menjadi ilusi. ilusi atas sebuah kebahagiaan. ini adalah keluarga tomtom. butiran debu yang bersatu atas nama seni, cinta dan harapan. ^_^ 

berhutang kasih dan terima kasih...

aku sayang kalian kak. tanpa kalian semua ini -nothing- terima kasih telah bergandengan tangan. terima kasih atas senja yang nyata. terima kasih untuk tawa ketika kita semua hujan. #senyumanmu.... #SurViVeeeeee!!! :*


HeNiNG......

^_^

saya mendengarkan. sebuah dongen kehidupan. tentang hitam dan merahnya. jalanan yang keras. mental ketangguhan tuk bertahan. mempertahankan apa yang menjadi impian. berjuang atas sebuah usaha yg tidak mudah.

saya mendengarkan. celoteh alam. sebuah jalan atas kebaikan. berani memilih sebelum pilihan menentukan jalan hidupmu. dimana tak pernah dikenalnya kata menyerah.

saya mendengarkan. rasa kasih. tanpa ilusi meski kita butuh ilusi untuk proses kreatif. seni yang kita junjung tinggi. humanis yang kita peluk. terkadang terlalu erat. hingga tanpa sadar kita mengikat.

saya mendengarkan. nilai atas komunikasi. kepercayaan adalh pasal satu. sabda tuan adalah kesepakatan. jenuh yang menghantui. menjadi senja penghantar malam. satu yang pasti. masalah bukan untuk di bawa ke ranjang.

saya mendengarkan. awal dari segalanya adalah mimpi. beranilah untuk bermiimpi. tapi jangan lanttas engkau menjadi pemimpi. mimpi hanya akan jadi bunga tidur, jika kamu tak bangkit dari ranjang. dan melangkahkan kaki keluar. keluar dari jalur aman. kamu akan menemukan cahaya jingga.

saya adalah saya. dengan atau tanpa. saya dan keakuan saya adalah karya. saya dan senja adalah cerita. cerita akan nilai-nilai kehidupan. tentang sebuah perjalanan.

cukup dengarkan
ketika kamu belum cukup
dengarkan
keringanan atas berat
silahkan dengarkan
senja itu analogi
silahkan memilih dan bersikap
kita dan kehidupan
akan saling menemukan

Selasa, 18 Juni 2013

matahari di musim salju

kata adalah sabda
pada jemari para penulis
senja jingga atau senja biru
yang akan mereka tuliskan
intepretasi tentang matahari
ada pada sebuah musim



ini adalah pancaroba

huruf-huruf bertebangan tanpa mereka menjelma dalam kata yang pasti. yang bisa dieja dan dirangkai menjadi sebuah sabda. hanya pada kata. hanya pada kata peradaban dimulai.

sebuah awalan

teriakkan tangis memecah hening bahagia. tanpa kepusingan tentang nasib. semua berproses. berserah pada sebuah kausalitas. dimana narasi itu diacuhkan. untuk sebuah nikmat, mereka berucap syukur.

salju yang hangat

pelukan jingga tak lagi terbias. hanya segenggam rasa yang masih terngiang. mendekap manja kebekuan rasa. rasa akan kehilangan.

perjalanan matahari

pagi - senja - malam - pagi - senja -malam. sebuah perjalanan. tak pernah ada yang sama pada jalur yang sama. tak pernah ada kata yang sama untuk huruf yang sama. ini adalah dongeng. yang kelak akan menjadi legenda atau mitos belaka.

saya adalah lakon

pada harapan di pagi hari. pada ilusi di kala senja. pada kejujuran ketika malam. saya adalah lakon. pada matahari di jalur saya. saya adalah huruf. pada kata yang saya tulis. saya adalah narasi. pada kausalitas masa. saya adalah jingga. pada nuansa senja. saya adalah rasa. pada sebuah kebekuan. saya adalah matahari. pada musim salju.

Rabu, 12 Juni 2013

"......???"


kamu sebut ini apa?
apa yang kamu pahami tentang ini?
bagaimana kamu memahami ini semua?
siapa yang harus diagungkan?
seberapa penting ini buatmu?
kapan kamu mengenal ini?
dengan cara apa kamu mengenal ini?

Selasa, 11 Juni 2013

DONGENG GERIMIS

mereka bilang gerimis itu romantis

gerimis terlalu sombong utk dinikmati. aku suka pada hujan, hujan yang selalu mampu menenggelamkan ku pada rindu. hujan yang mampu menyembunyikan air mata. hujan yang membawa ku pada kesadaran tentang aku manusia, seperti mereka.

di kala sore

hujan aku membencinya. jangan hadirkan jarak antara aku dan senja. aku butuh senja. nuansa jingga. mampu membenamkan ku pada kehangatan. sendiri. aku tak akan risau. aku merasa cukup dengan jingga yang memenuhi ruang penglihatanku. 

merindukan hujan

hujan di bawah cahaya lampu jalanan ketika hari telah menjadi gelap, membawaku pada ruang dimana aku butuh sendiri, membawaku pada waktu aku harus merenung. mencari. menemukan. dan kemudian berlari. menerjang hujan yang tetap menyakitkan.

seorang wanita kecil

bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. tapi ia tak pernah seadanya. larut dan basah oleh air mata itu bukan hal baru. ia tak sendiri. hanya sedang ingin sendiri. tuk sebuah ruang dan waktu yang hidup dalam imaji nya, ia ada. ia bertahan untuk sebuah senja di esok hari.

sebait hujan untuk senja

hujan menghantarkan rindu pada pelukan senja. hujan menemani secangkir kopi ku. perlahan semua mulai menjadi melambat, rantaian rintik kecil. sebuah gerimis di akhir gelapnya hujan. tersenyum aku menatap senja. menanti cakrawala terbias jingga. memerah dalam malu.

Senin, 10 Juni 2013

Biru di Ufuk TimUR

bagaimana bila kurangkai kata tentang biru di ufuk timur...?



terbesit rasa kagum yang membawa jiwa pada rasa nyaman dan kemudian berlanjut merangkai kata rindu. masih abstrak, bahkan sangat abstrak bagaimana semua itu begitu cepat terjadi.
saya memandangnya dalam perjalanan pulang, di kala penghabisan gelap akan malamku.
tanpa kata rayuan apalagi mesra, ini tentang rasa nyaman.
analogi sederhana adalah sampan kecil yang menemukan daratan untuk berlabuh.
iyah! iyah berlabuh!

biru di ufuk timur,
menggandeng jiwaku menjemput pagi, harapan.
membuatku terjaga menatap cahaya pagi.
tidak lagi bersembunyi di balik selimut dalam ruang tertutup.
aku duduk manis, menikmati semilir embun.
dan masih dengan secangkir kopi, berbagi rokok.

biru di ufuk timur,
menghabiskan waktu hanya untuk hal kecil
merangkai canda tawa.
dengan kesadaran akan adanya realitas.
bukan pelupa! tapi sengaja melupa.
melupakan sgala penat jalan berliku.

tanpa sumpah serapah,
biarkan waktu berlalu,
pagi.. senja.. malam..
tak akan terusik.
ini sesaat.
tanpa harapan menjadi sesaat.

mataku masih terjaga, hanya tuk menikmati cahayamu!

TanTangan AKHIR!

sebuah pertaruhan...

begitu adanya! tidak satu, tidak dua yang saya pertaruhkan.

pertaruhan hati

hampir mati rasa saya dibuatnya. dan ntah sudah berapa purnama saya terpuruk. kering sudah air mata ini. bosan dengan rasa sakit yang terus menyayat. dan itu tanpa sebuah pengertian, tanpa alasan yang bisa saya logiskan. karena ini semua trlalu abu dan membusuk.

pertaruhan materi

resiko! yah saya menyadari itu.

pertaruhan waktu

tak terhitung berapa senja yang telah kehilangan jingga. berapa malam yang telah mebisu. berapa pagi yang saya lewatkan. saya masih disini. bukan untuk menunggu, tapi untuk menyelesaikan! menutup. mengubur. membakar.

kotak hitam

tak kan pernah bisa saya tutup rapat. ketika ini masih berhutang penyelesaian.

satu

harapan saya satu. agar klise ini segera selesai. dan segera dapat kutuntaskan air mata. kemudian [mungkin] berkenalan lagi dengan seuntai senyum dan sebait kebahagian. jika saja tlah sirna jera di jiwa.

coba pahami

sedikit saja! saya hanya butuh kehidupan tanpa kamu dan tanpa dia.

hal terakhir
yang saya coba tuk selesaikan
meski berat
ini bukan tanpa hati
rasa ingin dan sebuah keharusan
agar segera selesai
dan
benar-benar finish
kemudian
saya beranjak meraih senja saya sendiri
tanpa bayang-bayang siapapun atau apapun
kan kusambut pagi dengan senyuman
kunikmati malam dengan kehangatan
merayu di balik senja
dalam hidup yang semu dan abu-abu

You lost the love, I loved the most

Jumat, 24 Mei 2013

TOMTOM in KADP

awal sebuah perjalanan. baru berjabat tangan dan saling berucap nama. almamater beda warna tak pernah terbahas. alenia pembuka dari cerita yang tak pernah tertebak dan kini telah tertulis dalam kenangan masing-masing. istimewa seperti jogja.



kami bukan teroris. hanya sekumpulan manusia gila yg sedang menjajah tanah pasundan. yupz! kami sudah ada di Banten nech. kami [mungkin] terkesan songong. padahal kami lelah. hahahahaaa... 


kami lapar! lapar akan canda tawa riang itu. berbagi , saling mendukung, dan survive bersama. kami ada untuk sebuah pembuktian. bukan lagi tentang aku atau kamu. bukan lagi tentang cewek atau cowok. kami buta akan pagi dan malam. kami menciptakan senja untuk kami. dengan sebuah #kesehatanmulohkak


Nah! ini bukti nyata kalau kami ini gila. dan ini [mungkin] kreativitas yg tak lage tertampung. [mungkin] bentuk persamaan derajat. [mungkin] usaha konkrit bukan tentang cewek atau cowok. [mungkin] sesi narsis penghilang jenuh. [mungkin] sebait cerita yang ingin diabadikan. [mungkin] kurang kerjaan!

adakah yang tau dimana kami berpijak? dimana kami bergenggam tangan erat? dimana kami saling merangkul? dalam asa sepanjang jalan terjal dan berliku. hutan dalam malam yang pekat. namun renyah oleh kebersamaan. 

mereka tak pernah hadir dalam mimpi kami. tapi mereka nyata dalam karya kami. mereka pelangi dalam satu langit yang sama. mereka senja di mata kami. mereka menuliskan cerita di satu sisi ruang hati kami. dan mereka kini selalu mendpat ruang rindu. tak bertepi dan unlimited. ada salam yang khas diantara kita. salam kiiiiiiaaaauuuw... 


malam yang begitu larut. penuh dengan kejujuran. yach.. ini malam terakhir kami di tanah pasundan. minuman keakraban mengiringi waktu yang terus berjalan. ingin rasanya jarum jam berhenti sejenak. tapi semesta punya aturan. semua terasa begitu singkat. canda tawa itu perlahan berganti oleh tangis perpisahan. 

keluarga tom tom
itulah yang terukir utk kisah ini
kisah di tanah pasundan
bersama hingga saling kenal
kembang asih yang telah tumbuh
dan bermekaran di hati kami
menyisakan ruang rindu
tuk saling bersua
berpelukan dan berkarya


Kembang Asih Di Pasantren
K.A.D.P
09-23 Maret 2013
Pandeglang - Banten
Yogyakarta
-SatuAtap Production-



belum tau mbak...

ini bukan matematika...

tak pernah ada hasil pasti. [mungkin] disini sebagian dari mereka percaya adanya kekuatan Sang Pengatur. dan sebagian lagi? ntah..... ini adalah perkara subjektif yang diusahakan untuk menjadi pemikiran mayoritas. tak pernah ada mayor jika tak ada minor. dan pertanyaan selanjutnya adalah....

dimana keadilan berpijak?

di konsep mereka yang bangga akan mayor nya kah? atau pada kitab yang tak pernah bisa dimaknai begitu saja... [mungkin] pada seekor burung yang menjadi legenda. legenda dengan filosofi yang begitu megah. mudah tuk diartikan secara harfiah. namun sayang tak semua dari kita memahaminya dengan nurani. dimana letak kesalahan ini?

[mungkin] pada nurani....

siapa nurani itu? atau apakah nurani itu? mungkin bagaimana nurani itu? adakah diantara kalian yang bisa mendeskripsikannya....

sebelum sebuah jawaban terlontar...

pikirkan pula jawaban atas pertanyaan yang akan membayanginya. analogi sederhananya adalah ada ilusi kebahagiaan yang membayangi kehadiran sebuah harapan. dan akan ada kejujuran yang dipertaruhkan dalam penghabisan ilusi tersebut. ketika kejujuran membuka topengnya, masih beranikah berpijak untuk kembali berharap?

kejujuran itu menyakitkan...

tentu saja! karena disinilah letak semua virus tumbuh dan berkembang. dan ini pula sebenarnya penawar kenyataan. kenyataan dalam secangkir kopi [mungkin] dalam jingga senja. penghantar kegelapan malam yang dingin dan bisu.

kenyataan itu pahit...

iyah jika rasa sadar itu ada. karena kopi itu sesungguhnya menyimpan rasa pahit, namun mereka menyamarkannya melalui segumpal gula. analogi sederhana kenyataan yang tersamar oleh setumpuk alibi.

bagi saya...

"belum tau mbak" itu simple dan apa adanya. namun tak pernah seadanya.

tak berjudul

secangkir kopi hitam...

yah benar! hitam dan gelap bahkan terkadang pahit. saya tak pernah ingat senja yang mana yang mempertemukan dan membuat saya jatuh cinta pada kopi hitam. semua itu hadir begitu saja dlam hari-hari saya. dan berlalu begitu saja ketika saya membuka mata. saya menyambut pagi. menanti senja. menikmati malam. tak pernah lengkap.

sebatang rokok...

hanya rokok! sesuatu yang habis terbakar oleh keegoisan korek api. kepulan asap yang akan berlalu tertiup angin tanpa arah. dan saya merasa butuh. bahkan ketika tak ada recehan di kantong celana. membuat saya terjaga dalam malam yang dingin. dan menemani saya dalam medan pertempuran. dimana kalah dan menang tak pernah mampu menjadi putih atau hitam.

kamu...

ntah berapa purnama kamu hidup dalam imajiku. ntah berapa senja terlewat tanpa arti sebuah kehadiran. ntah kalimat apa yang pantas tertulis tuk menggambarkanmu. aku hanya bisa menyimpulkan kalau kamu tak lebih setia dari kopi dan rokok ku.

sebuah trilogi...

dalam kehidupan yang tak kurasa hitam dan putihnya. kopi, rokok, kamu itu berdetak dalam nadiku. setiap pagi. di kala senja. ketika malam. dan tanpa sebuah alasan yang harus aku logiskan. 

secangkir coklat panas...

berbeda! yah itulah kata yang tepat untuk secangkir coklat panas. semacam nyawa kedua ketika saya butuh energi baru dalam mengarungi samudra tanpa ujung. seperti bias warna ketika hujan reda. semacam pelukan hangat ketika kasih sayang dirindukan. sebuah ranjang dimana saya telanjang melepas penat tentang hujan. tanpa kata kami menyayangi. tanpa rayuan kami ada. tanpa ikatan kami bersama. tanpa ending kami menulis cerita.

dimana semua imaji itu...

dalam kenyataan yang merindukan pelukan kesemuan!

lalu...

saya disini melangkah untuk sebuah resah dalam tulisan tanpa makna.... 

saya dan keangkuhan saya

bagaimana bila saya merindu?

itu berarti saya real dan kamu juga real dalam benak saya. [mungkin] kan ku layangkan kecupan manis di keningmu, [ntah] krn gengsi atw apa, saya hanya takut tuk sebuah permainan.

saya merasa kehilangan kamu...

banyak hal yang membawa pergerakan frame menuju cerita yg tlah berganti senja. rasa sepi mungkin sedang menusuk ku ketika dingin menyergapku dalam hujan dan masa lalu. aku pernah mencinta dan sayatan itu tetap perih dengan atau tanpa secangkir kopi.

apakah saya benar-benar mencintai?

pertarungan logika dan perasaan ku bagaikan buah simalakama, tak pernah berdaya, tuk menepis secangkir kopi manis buatanmu. [mungkin] aku mencintaimu ketika kita sama-sama sadar akan kadar takaran kopi dan gula.

ttg cinta ataukah ttg kehadiran...

bisakah dia membuat mu tersenyum dan menjalani hidup apa adanya? seperti senja di kala pergantian masa. terus menjingga dalam kegelapan malam.

Sabtu, 11 Mei 2013

Perayaan _Rainbow Cake_


ini sumpah kejutan sekali kakak... ^_^
_Rainbow Cake_
banyak warna dalam hidup yang bisa kita pilih
jangan pernah ada kata menyerah
ketika masih ada tawa yang mengelilingimu

_Rainbow Cake_
berjuta rasa dalam aneka warna
tak ada niat untuk mengkhianati kopi
hanya saja,
untuk malam yang spesial ini
rainbow menjadi semacam asupan sugesti positif
untuk move-on

_Rainbow Cake_
inilah kami, keluarga tomtom
kami adalah element warna yang berbeda
akan menjadi sangat indah ketika dipersatukan
tanpa harus terinfeksi
cukup bergandeng tangan dan sejajar

_Rainbow Cake_
saya menyebut ini adalah kombinasi
antara pagi yg menjadi harapan
malam tentang kejujuran
dan tak lupa senja [ilusi kebahagian]

_Rainbow Cake_
spesial untukku di hari perayaan
dari keluarga baru yang spesial
sayang, cinta, rindu tak kan pernah bosan
mmmmmmuuuach :*

Yogyakarta, 09 Mei 2013

Selasa, 07 Mei 2013

keluarga tom tom


keluarga ini istimewa buat ku, banyak tawa baru yang mereka hadirkan dalam hidupku, begitu berjasa pada tantangan akhirku.
kami dipersatukan dalam asa melalui film, dunia yang kami banggakan.

jendro pratama (kortel), satu angkatan dalam menjelajah pengetahuan
roy manta sembiring (DOP)
eddi hidayat (Ass.Cam)
rio aditya (Gaffer)
albustomi nadhif (lighting)
aku dipertemukan dengan F4 ini lewat sang kekasih :*
ofymix (art director)
alif ramadhan (art)
dengan manusia kembar tak identik ini "idul baelah" lah yang berjasa
putra bayu (art) karena satu wanita yang pernah sama2 mengecewakan kami
Lutfi setyawan (soundman) kami punya nama yang sama Looooh... ;)
oval roy (wardrobe+make up) kegalauan lah yang tak sengaja mempertemukan
endro sugiarto (editor) hmmmhh... opo koen cak??!!! kami genk sumber kencono.. hahahaa :D

banyaknya perbedaan tak menghalangi kami tuk perang menjajah tanah pasundan ^_^
I LOVE YOU guys :* :* :*
-KADP-
9-23 Maret 2013

ada > untuk ada > karena ada


kamu hadir menawarkan cinta dalam sebuah hubungan
dengan berani kuterikat pada itu
tanpa bertanya pada secangkir kopi hitam
atau berbisik pada kepulan asap ku
bahkan tidak melibatkan coklat panas

aku siap untuk menjalin cerita cinta
tapi aku lupa
jikalau aku belum pernah siap untuk kembali terluka

bersembunyi pada kesibukan
berkompromi pada jarak
bercerita pada senja
dan menangis pada hujan yang dingin

kamu itu ada
di sini untuk ada
karena ada status

*aku menemukan cinta, ketika aku merindu...
my cancer boy  :*

jogja-jakarta


hujan kali ini begitu deras menghajar senja
aku tak pernah menumbuhkan benih tuk bermusuhan dengan senja
senja yang tungsten aku suka
tenang, nyaman, damai, dan hangat

akupun sadar tak mungkin jika hanya aku
hanya aku yang jatuh cinta pada senja
senja bisa menjadi masa lalu siapapun
dan masa depan siapapun

hujan, basahi tubuh ku dengan dinginmu
rengkuh aroma ku
dan sampaikan padanya
tentang rinduku


cangkir yang tak lagi cangkir

sedikit cerita tentang kopi yang telah lalu dan berganti rasa..
di cangkir itu kutemukan sebait kehidupan yang indah, tentang semuanya....

SALAH ketika aku mengira mereka BAIK, tak sejujur rasa kopi yang pahit ketika sunrise dan manis ketika senja tiba. mereka lebih ampas daripada ampas kopi..
aku menyebutnya secangkir pengkhianatan!

kamu, mencintaiku dengan hitam, dan mencintainya dalam diam.
racikan kopi kita selalu sama dengan rasa semu
yang selalu ditutup dengan kecupan manis dibibir cangkir
dan sepotong pelukan renyah ketika malam

dan kamu, menyebutku sahabat, dan mengatakan cinta pertama padanya.
kopi kita tak pernah sama, bahkan kamu selalu menghadirkan susu
merusak rasa murni dari kopi yang tak pernah mengusik
mulutmu berbisa, hingga memecah cangkir yang tlah berbentuk

angin berhembus kencang pagi itu,
aku kehilangan manis dalam secangkir kopi ku
yang menjadi seteguk semangat dalam tantangan akhir ku

cangkir itu tlah pecah belah, kembali menjadi keping-keping tak berbentuk
oleh nafsu yang tak mampu digenggam
oleh rasa yang kunamakan anjing
dan oleh tindakan yang kusebut pengkhianatan

bersama hembusan rasa yang penat
aku katakan cukup dan bye!
tak ada maaf
untuk kenyataan yang tak terhormat
karena tak pernah ada harga
untuk susu yang gratis dan basi...
Warkop 3sks /  Yogyakarta 2012
theme song by :  Judika -akulah yang tersakiti-