Selasa, 31 Desember 2013

SENJA - RINJANI - JINGGA

Sekilas tentang dirimu yang tlah lama kunanti...

tanpa kuduga, rindu itu meluap. memenuhi seluruh rongga. menjingga. memerah. membiru. beradu dalam malam yang dingin. bersama tersenyum atas sebuah pertemuan rindu. rasa yang terpisah jarak melebur dalam pelukan serta ciuman hati. sungguh tak terduga. rasa kami bertaut.


jarak tak merubah sedikitpun...

pertemuan yang nyata menghadirkan kenyataan bahwa rasa itu masih memiliki ruang. tak peduli jarak telah terbentangkan sekian waktu. rasa itu utuh. bahkan begitu menjadi candu di malam itu. kami bercinta...


cinta... bercinta...

 inilah bercinta yang sesungguhnya. segala pertahanan tlah runtuh terkalahkan rindu yang tertahan. rasa yang tak terungkap. cinta yang saling menjaga. tanpa kata, cinta hadir dan tumbuh. sungguh manis dan takkan pernah terlupakan. 


tulus...

bahasa tubuh kami tak mampu menipu. ini bukan ilusi atau bahkan nafsu semata. namun inilah rasa yang sllu kami sangkal.


rasa ini senja
kamu adalah rinjani
tinggi tak tersentuh
dan ruang jingga hanya mampu terbias.

Selasa, 03 Desember 2013

ilusi "nyaman"

tanpa kata yang mengikat. membiarkan jiwa berlari. kemanapun dan pada siapapun.

sebuah perlintasan kereta memaksa diri hinggap sejenak. stasiun kecil berpenghuni. mengusik kata setia. memeluk buaian semu. bersama bermain ilusi. dengan sadar menipu. menipu merpati yang jauh. menipu prinsip hati. kami berlayar tanpa layar dan arah. membuta.

kebenaran adalah rasa yang tercipta oleh ruang dan waktu serta kompromi yang kami jadikan nyata. hanya kami, aku dan kamu yang mampu menjabarkan hitam dan putih tanpa menjadikannya abu.

selama nyaman, ini akan berjalan.

sekali lagi "saLah..."

dengan kesadaran penuh saya mengiyakan jika langkah ini "salah"
bukan sekali senja merayu.
terjebak akan kenyamanan.
begitulah logika dan rasa berkompromi dalam jingga.

benci pada diri
muak akan sikap sendiri
namun hanyut oleh buaian kasih

bukan samar. semua ini begitu nyata.
batas yang jelas berkibar di mata.
kebodohan lah yang membiarkan lupa.

kamu senja di batas kemacetan persimpangan.
sunyi. namun tajam menusukku.
aku KALAH dan sekali lagi SALAH!