Sabtu, 01 Agustus 2015

Belenggu Senja, Menikam Jingga

sudah kita temukan, celah luka pemersatu raga
kesepian jiwa membisikkan rindu
pelarian tanpa arah tentang cinta
realita pilu membutakan nurani

sesuatu menghilang, menyisakan sesak di dada
kebersamaan kita adalah candu
hingga lupa kita akan ruang dan waktu
seolah senja hanya milik kita
kita dan kesakitan kita

semua menghilang, menertawakan budak cinta
duka tawa itu bukan ilusi
rasa cinta lah yang mimpi
tinggi berangan hingga jatuh tanpa ingatan

sejenak aku terdiam
mengulas kisah tentang kita
kutatap senja yang kini mulai menghitam
hingga ku tersadar inilah nyata

senja ku masih tentang mu
pertaruhan perih akan bahagia
senja ku masih tentang rasa
permainan kata atas jerit hati
senja ku masih jingga
pertemuan dan perpisahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar