Senin, 22 Juli 2013

menuliskan sebuah KATA PENGANTAR itu -___-

memutar ingatan pada beberapa purnama silam. menemui diri duduk menatap pantai pada malam. tak sendiri. jemari berhenti sejenak mengetikkan kata. ada beban menuliskan sebuah nama itu. udara dingin malam itu seolah membekukan jemari. terdiam menatap layar putih.

mengingat setiap goresan senja. belajar menjemput malam. pada senja hari ini aku kembali pada senja-senja waktu itu. memilah-milah dari perjalanan yang telah berlalu. namun kenangannya tak pernah berlalu. dimana hujan? aku ingin melepas penat.

kata pengantar? dimana di dalamnya aku menuliskan berjuta syukur dan terima kasih.

secangkir kopi
senja
coklat panas dalam ruang lavender
keluarga
senyuman
bahu dan pelukan
sudut abu
senja yang jingga
dukungan
bantuan
seni
hujan
malam
Tuhan

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhh -___- aku tersudut. tersudut oleh kata-kata. tenggelam oleh kenangan. terjebak oleh masa lalu. terpaku pada kebimbangan.

ini bukan persimpangan. ini adalah kepulangan atas keberangkatan purnama. disini aku berpulang. pada titik ini kan kukubur kepingan cangkir itu. tanpa nisan. aku pulang pada malam untuk berangkat esok pagi. melanjutkan perjalanan senja ku. untuk analogi yang baru.

--- you lost the love // I most the love ---

Kamis, 18 Juli 2013

#schoolsuck

berjam-jam kuhabiskan waktu. menatap kosong ruang word. dimana kata-kata deskripsi konsep yang memenuhi otakku beberapa waktu yg silam? knapa mendadak begitu susah dan rumit untuk mendeskripsikan semua ini? sumpah this is fakmen condition!!!!

kopi sudah. rokok sudah. juga sudah menikmati senja sore tadi. malam pun tak lage ada yang mengusik. sendiri memenuhi ruang kerja. mengalihkan semua janji-janji pertemuan. lalu???

udara malam yang dingin. turut serta membekukan konsepku. aku sanggup melawan kantuk. tapi aku bingung. kehilangan arah akan sebuah deskripsi yang turut serta bernafas bersama ku dalam beberapa purnama ini. I CAN DO IT!!!!

sumpah! ini benar2 titik stuck aku. na na na na na.... la la la la alala.....





malam basah

pertengkaran semalam membawa sendu pilu
kau acuhkan setiap senyum rayu
malam basah rindukan senja
titik usang yang mulai menua

ingatkah kau tentang pertemuan
senja yang jingga berbisik manja
masihkah kau sibuk dengan dunia
jiwa menjelma rasa kehilangan

jalanan berkilau lampu merah
tanda langkah harus berhenti
di persimpangan raya tubuh terjatuh
batu kerikil tanda mawas diri

sebentuk mental kedewasaan
dimana pendapat saling beradu
aku dan kamu adalah pencarian
mencari tepian tempat berlabuh

sajak emosi

bagaimana ku harus menyapamu?

diburu nafsu gelegar ambisi. menyapa pagi dalam amukan gerimis. terlukis gumpalan abu pada senja. melangkah pulang mencari senyap. aku dan kamu terbakar sistem.

meredam bara...

berbagi nikotin pada malam yang mulai usang. terbius dalam dingin keadaan. mencari kata awalan dalam setumpuk memory. berlapis cerita kitab kehidupan. terlontar senyum meredam bara.

pintu yang tertutup...

lari dan bersembunyi dibalik papan. ruang dan waktu mengikat ego. terbang sudah asap pembakaran. yang tertinggal adalh abu. abu kesalahan.

kembali pada getir...

berselimut menyambut bunga. tertidur pulas tanpa busana. aku dan kamu. secangkir kopi di esok hari. berteman semu.


Sabtu, 13 Juli 2013

#SebuahPernikahan

sebuah pernikahan...

semoga dilancarkan segala niat baik. berdiri di hadapan altar. ataukah. duduk bersimpuh di depan al-quran. itu wujud. secara esensi jauh lebih complicated. bersujudlah pada komitmen yang disepakati. saling berbagi kasih. saling melengkapi. saling melindungi.

sebuah renungan...

kehidupan adalah pilihan nilai. semua telah berproses. teguhkan dulu secara intern. tentang mereka yang berada di luar zona pasti akan mengerti. proses komunikasi dalam memberikan pemahaman. jauh sebelum itu. sekali lagi, teguhkan ikatan kalian. bukan hanya tentang status. juga tentang langkah selanjutnya.

saya sayang kalian...

apapun itu dan bagaimanapun itu. saya yakin kalian cukup bisa mencerna. jangan berdebat keyakinan kalau dengan saya. mari berbicara tentang hidup dan kehidupan saja. tentang rasa yang itu nyata.

dimana saya berdiri?

saya tetap ada di sini. saya akan tetap pada porsi saya. saya berdiri dengan kadar saya sebagai seorang adik. sama seperti dulu. tidak lebih. dan. tidak kurang.

kosong

geli rasanya ketika saya teringat sebuah malam. dimana saya sendiri tak percaya pada apa yang terjadi. mata saya berbinar memandangnya. seorang laki-laki di depan saya. ada simpul senyum yang menurut saya itu manis. kami bercakap ntah tentang apa. semua hal mengalir terucap begitu saja.

satu pertanyaan, mengertikah anda tentang binar mata saya?

saya ingin tertawa sajalah.

Biru Jingga AKU Hitam

membisu beku seakan haus akan darah
membawa langkah pada persimpangan
terdiam dalam penat
kamu begitu hitam untuk terlukiskan
kaki tersayat pada biru perjalanan
kenyamanan yang membawa keterlenaan
kosong yang tak kau mengerti
semua bagai ilusi tanpa topeng
hadir dan memanjakan kerinduan
pada bilik keterasingan tubuh bercinta
hujan basahi tanahku
semerbak mati membius jiwa akan damai
mengubur keangkuhan seolah bangkai
hey, kamu yang terkurung pada ruang
jangan berbisik masa pada penyesalan atau harapan
serahkan pada semesta tentang kebenaran rusuk
langkah akan tetap berpindah
meninggalkan jejak sebagai cerita
untuk esok dimana matahari akan bersinar
biru jingga aku hitam.

Kamis, 11 Juli 2013

-kamu menghancurkan kata ku-

sekali lagi ini tentang biru...

semakin dalam kaki melangkah. membuka batas pada kotak yang semu. bukan tanpa batas. dan. ketika bias mata itu terlukiskan. aku takut. takut pada apa yang tak tampak. [mungkin] belum siap. atau [mungkin] ini hanya senja hari ini.

biru ku bulat pada binar mata...

binar yang sulit untuk ditafsirkan. kucoba masuk dan telanjangi. tapi. tak kutemukan nyata. aku hanya bisa meraba secara subjektif. sekali lagi aku takut. terlelap pada bunga tidur lebih indah rasanya. menunggu malam.

ruang dan waktu...

bersimpuh. berserah. aku pada ruang dan waktu yang mengikat. biarkan semesta menjalankan apa yang telah tertulis. bukan tentang pasrah atau menyerah. ini adalah bentuk "berserah diri". kan kubiarkan langkah mengalir. karena ada ketakutan akan luka yang masih membiru. perlahan dan tertatih menjemput pagi.

hujan dan senja...

akan ada tumpukan kata pada masa tentang biru. ulurkan tanganmu. genggam. tarik. dan peluk aku. dekap aku pada timur. melukiskan biru berganti jingga. bersama sujud pada barat yang memerah. meraih putih melingkar ikrar. mendayung tanpa kenal letih. hari ini. esok. lusa nanti.