Sabtu, 28 Februari 2015

senjaku menyapa rindu

benteng keangkuhan yang dulu tak tergapai
redam bersama amarah ketika merindu
senja yang dulu milik kita
kembali menyapa dalam kerinduan

maaf,
rindu itu tak bisa ditipu
bersorak ria rasa yang membeku
ego kita tak berkutik
mengingat senja kita

rasa ini pun masih jingga
beradu diantara realita
kalah diatas nurani
namun tetap bersemi diantara masa

akankah berlabuh?
bukan sesuatu untuk dipersoalkan
karena kita adalah senja

merona (sudah!) mawar merah

merah mu mengikis asa ku
darah segar haus akan rasa
nyata yang tak bisa kau tipu dengan kata

indah kau berangan
takkan mampu membawa terbang
tajam kau bisikkan
takkan runtuh keputusan

dan ketika hari itu sirna
terimalah....

Terima Kasih

terima kasih....
sepenggal kata ntah untuk siapa dan tentang apa
hanya saja ingin rasa melontarkannya
sebentuk maaf atas ketidakmampuan
kesempatan yang terus berulang itu bukan aku!

kalian adalah jejak jejak cerita
adanya aku detik ini
dan jika kalian tak lagi di arah yang sama
bukan aku tak cinta
hanya saja aku tak bisa

jingga yang kucari
mungkin hanya angan
tapi langkah takkan menepi
hingga damai berlabuh di hati

dan jika hidup adalah pencarian
pencarian tanpa akhir
bukan sesal yang membunuh
namun kasih semesta yang kurengkuh