Minggu, 26 Oktober 2014

dahaga ini menenggelamkan!

malam bersenandung gerimis mengusik hangat
sepatah takdir menghakimi pilu
rentang masa yang menghujat
terpuruk hina diantara kemarau
mereka berkata seolah dewa
mereka bertindak seolah bermoral
bising tanpa isi

seragam berdasi namun tak berarti
penguasa haus ambisi

dimana hidup yang berkehidupan?

kaki kecil ini meratapi kenyataan, sederhana yang selalu terhina, kejujuran yang dinistakan. raga diasingkan bagaikan najis jalanan, penuh dosa tanpa ampunan, katanya.
fajar meraung membius letih, penat terlelap di sanubari pagi, bangkit tanpa bingkai, andaipun takdir itu ada, takkan jiwa berserah tanpa langkah.
dan adam, tak lagi mampu hapuskan dahaga. karena rindu telah menjadi telaga kemarau.

menyapa mu dibalik tirai nurani

sudahkah anda ngopi pagi ini kasih...?

pagi beserta gemuruh semangat bekerja terkadang bukan milik kita. pagi kita adalah secangkir kopi sebatang rokok dan kemudian terbuai alunan nada penghantar mimpi. namun ada pagi dimana aku menamainya tunas harapan. setetes embun pagi penyegar dahaga belenggu tragedi. jika bicara takdir, aku buta. dan jika engkau menanyakan esok, aku bisu. jadi bagaimana?

sepenggal kata dari Kantata, sampai kapan kita bertahan? bukan persoalan untuk dibicarakan...

kasih... bukankah waktu tak pernah berdusta?

singkat kata jika menuliskan tentang pertemuan
kelabu jika ku ceritakan tentang perjalanan
perpisahan yang tak pernah mudah untuk dilupakan

sedikit sudah kepingan asa ku terbingkai. bingkai jingga batas bahagia. atas kesadaran nyata kata bertaut rindu. ada hujan diantara pelangi hati. dimana sang pemilik ketika langkah hilang arah?


Senin, 20 Oktober 2014

Pelangi di Langit Teduh

kaki kaki kecil kita menapaki lautan tak bertuan
tangan tangan kotor kita mengayuh asa tak bertepi
menghujat badai menghantam karang
ada cidera tanpa gelombang

masa yang kelam kita rangkai
berhias mimpi seolah berwarna
senja dipelupuk mata
terhapus hujan diantara pilu
pecah sudah tangis kerinduan
sapaan merdu hanyalah angan

pertiwi merah meradang
hukum tak terhakimi oleh jingga
ruang menggema hampa
lupa ataukah melupa
hangat yang pernah singgah
sirna tak bersisa

apa kabar? 
hanya itukah hasil penantian panjang....

Rabu, 03 September 2014

ssssssttt....!

Tuhan...

Tuhan yang mana?
sudut kita. mungkin sama semu. namun tak pernah sama meradang.
kamu menerima atas dasar kasih dan percaya.
mereka hanyut dalam kebutaan.
dan saya hanyalah sebuah pencarian logika.

Tuhan yang mana?
satu tanya membungkam cinta.
mempertanyakan hidup pada kehidupan
aku menjawab lugas kau patahkan tanpa logika
tak akan bisa merubah atas dasar paksaan

Tuhan yang mana?
kasih ku menjelma nyata
diacuhkan seolah berbeda

Tuhan yang mana?
tak bisakah kau menerima nyata?
perbedaan yang selalu nyata?
cinta yang nyata?
are you???

Minggu, 24 Agustus 2014

berdetaklah kasih...

kemarau akhir tahun nanti
akan kujemput daun jatuh
dimana bumi mengemis belas kasih
pada sang tuan yang membisu

dan bila hujan tak kunjung datang
kan kumandangkan sabda alam

takkan kulepaskan dingin kemarau
karena asa belumlah kering
selama nadi masih berdetak
menyebut kata cinta


unconditionaly

bagaimanapun hidup belum berhenti
masih banyak kata yang akan kutulis
mengukir nama yang belum terjamah

mungkin aku dan kamu sudah usai
namun aku dan aku tak pernah usai
mimpi itu ada
dan kan kujadikan nyata

ada letih dan penat meracuni semangat
ada jingga dan senja membasuh asa
ada pencarian tentang misteri
ada cerita tentang anak cucu adam

hitam dan putih yang tegas
abu jalanan adalah kisah
saksi bisu rentang masaku
terbengkalai kebodohan

hatimu menghiasi gelap malam
meninggalkan pagiku dalam beku
jangan salahkan senja
karena bahagia itu mungkin hanya angan
cahaya yang tak pernah tergenggam
hanya terbias oleh hujan
membentuk pelangi seolah berwarna
namun membutakan logika

aku dan kamu
adalah budak cinta
cinta yang tak terdefinisikan


hai...

.....
bukan sekedar sepatu
dan bukan hanya melukis bayangmu
tapi penjaga hati.

Chic'n Coffee

kopi hitam tanpa gula
malam masih terlalu pahitkah
hingga coklat hangat tak menarik bagimu

malam masih gelap dan dingin
secangkir kopi cukup menjadikanku terjaga
dari kepahitan realita

dan pagi...
kamu menunggu pagi
hanya menunggu
tidakkah kau beranjak dan menjemputnya

pagi masih terlalu menyilaukan mataku
bersembunyi dalam gelap bukan pilihan yang buruk
apa kau mau menjadi pagiku?

..................................

sudahlah.

Kamis, 21 Agustus 2014

SIMPAN SAJA!

bersamamu adalah kelemahanku...

aku pernah jatuh aku pun pernah bangkit
hingga ku meninggikan benteng perlawanan
perlawanan akan rasa cinta
cinta yang harus selalu siap kehilangan

kamu datang memeluk dingin hatiku
membius takut akan kelam
tanpa kata kita bercinta
hangat sejenak melupakan penat kehidupan

aku mencari pembenaran atas rasa
menenggelamkan prasangka tentang kamu
namun cinta itu utuh
firasat menggenapi perjalanan kita

gelap malam membuyarkan senja
tak ada lagi kita
ketika dia hadir dengan kesadaran
aku dan kamu pun membisu

ego. ego kita saling berucap
dengan kepala bukan hati
tak ada lagi pagi

aku mundur!

Senin, 21 Juli 2014

pagi yg usang, sudah!

stasiun kecil itupun kembali redup
kaki harus segera beranjak
tak perlu lari
karena hati tak menipu
melangkah perlahan meninggikan ego
atas perbentengan yg runtuh
terlukis tertulis terbias angkara
aku terbangun diantara hujan
hujan tanpa air mata
rentang waktu yang berkeping itu
harus segera disusun untuk pagi yang tertunda

bercinta denganmu
adalah kelemahanku
tentang pagi
yang usang kini

tak ada guna menahan langkah
atas tak adanya kata atas penjelasan
kau membungkam kejujuran
ntahlah
aku letih mungkin

masa yg kelam itu kembali
merajai menghantui mengejek
rasa yang lemah atas logika

aku benci!

about you aries

semacam suntikan imaji
kau dan harapan yang melambung
menghempaskan jiwa yang tumbuh
tanpa jeda tanpa kejujuran
sakit!