Minggu, 30 Juni 2013

when you say............

itu semua kebohongan...

adakalanya mereka dengan segala kondisi membutuhkan sebuah tameng atas kenyataan yang belum siap. kenyataan yang [mungkin] terlalu cepat datang. YAH! bukan seperti itu seharusnya dan TIDAK! seharusnya seperti itu. segala macam proses olah pikiran itu tak pernah lepas dari kondisi mental. kekuatan pencitraan itu menjadi salah satu tameng yang cukup ampuh, namuuuun.....

sampai kapan?

".......tak ada bangkai yang tak tercium" sepenggal kalimat, hanya masalah waktu saja! serangkaian kalimat alibi itu pada akhirnya juga akan memudar. membawa terang pada nyata.

dan ketika mereka siap akan sebuah kejujuran...

berdo'alah semesta melupakan. melupakan segala mitos itu. "....tak ada manusia yg sempurna" TIDAK! Kita semua sempurna. kita semua sempurna pada porsinya masing-masing. seperti sebuah rangkaian DNA, tak ada yang sama. bukan berarti cacat. dalam perbedaan itu tetaplah sempurna. sempurna sebagaimana kamu berperan sesuai peran dalam panggungmu masing-masing.

kembalilah....

buka semua topeng itu! please come back! semua itu ada harganya. tinggal pilih harga berapa....?

Senin, 24 Juni 2013

PEMUTARAN PERDANA KADP


Kembang Asih Di Pasantren

Taman Budaya Yogyakarta / 26 Juni 2013 / 19:00-selesai WIB

sebuah film yang diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karya seorang budayawan Sunda. film ini berlatar pesantren di tanah pasundan. dialog yang digunakan juga berbahasa lokal, yakni Bahasa Sunda.

cerita tentang cinta, persahabatan dan pengabdian. banyak pesan-pesan berharga dan harus mulai kita renungkan bersama untuk kehidupan yang lebih baik. sebagaimana kita sadari atau tidak, alam ini sudah semakin tua. 

tanpa sebuah tendensi menggurui atau sejenisnya. ini adalah sebuah karya hasil olah pikiran dari pihak kreatif. dengan harapan dapat menjadi stimulus pola berpikir bagi mereka yang mau belajar.

tak pernahh ada kata terlambat untuk belajar. karena tak pernah ada batu yang abadi kerasnya. seperti sebuah senja yang sesaat. dimana senja dimaknai menjadi sebuah perjalanan.

salam damai sejahtera


Sabtu, 22 Juni 2013

rehat


merah membiru atas waktu.
sejenak beri aku ruang.
semilir embun di jalanan.
penghilang penat pada sebuah masa.
rasa ini takkan pernah lari.
pada jingga yang teduh.

aku adalah lapang.
pada kehidupan yang menipis.
sebuah batas pada perilaku.
atas kematian.

biarlah malam memelukku.
menenggelamkanku pada semu.
musim semi akan datang.
aku kembali padamu untuk sebait pagi.

sebuah perjalanan,



kami bertemu. lebih tepatnya kami dipertemukan.

pada malam tanpa kata. pada hujan tanpa gerimis. begitu saja. berlalu dengan cepat dan singkat. kepenatan masalah menghapuskan jarak. suka cinta yang sama mengikat waktu. ini nyata bagi kami yang paham akan badai di balik semu.

kami hanya menyimpan gelisah pada tatapan. tentang keberangkatan ataukah kepulangan. merah dan hitam kami bedakan. kami hanya melakukan sebuah perjalanan. perjalanan rasa. pencarian identitas. suatu senja kelak pasti ada jawab.

kata mengucur deras. membunuh rindu. terpisah dimensi. kami pendaki. pendaki mimpi pada imaji. tak ada kata bosan untuk sebuah sapaan. tak pernah letih menunggu saat pertemuan. sekali lagi, ntah keberangkatan ataukah kepulangan. pada mimpi kami berangkat. pada rumah kami pulang. demi cerita di kala senja.

selamat datang dunia semu

Kembang Asih Di Pasantren

senja menunggu kalian. untuk segera memainkan peran. inilah saatnya. 11 Maret 2013.

lonceng telah berbunyi. saatnya rollling dan taat pada teriakan ACTION dan CUT! ini adalah medan perang. perang kreatifitas. merebut kejayaan seni. dalam kebersamaan. bergandeng tangan. sebait semangat. berjagalah pada pos masing-masing. totalitas adalah kunci. 

egoislah pada peranmu. bijaklah pada waktu. genggam teguh kerjasama. tak ada lagi aku dan kamu. mari berucap dan menggoreskan kata "kita" untuk senja di pelupuk mata.

ini bukan hanya senja ku yang kini duduk di bawah nama Director. ini adalah senja kita. senja laskar perang film KADP. segelas keberhasilan dan kesuksessan mari kita tengguk bersama. chers!

pembacaan dan melakukan peran

Kembang Asih Di Pasantren

proses dimana perasukan jiwa pada sosok atas sebuah peran. lepaskan identitas yang telah membumi. terbangkan imaji pada jalan yang baru. rasakan deru anginya. sakitnya. bahagianya. tak lupa pakailah sosiologis jiwa yang baru. mainkan emosi kehidupan. 

dan kemudian berperanlah pada jalur yang digariskan.

permainan nada pada tangga irama. emosi yang dibangun. bukan dilawan. berlaku pada pandangan mata lensa. berucap dengan artikulasi yang tepat. bukan hanya untuk diri sendiri. untuk merangsang jwa-jiwa di luar sana. kembali merenungi semesta. memahami sebuah perjalanan. mengangkat bendera humanis.

berperanlah dengan pilihan-pilihan yang bijak.

kebutuhan akan sosok

Kembang Asih Di Pasantren

jiwa-jiwa yang tercipta itu melayang. mereka butuh sosok. untuk memainkan peran. peran dalam kehidupan sandiwara. sebuah panggung yang nyata di mata lensa. pada dimensi nya masing-masing. saya mulai mencari.

pencarian masih beratap senja di kota Serang.

senja di kota Serang. mempertemukan jiwa pada rindu. perpisahan ruang. bukan waktu. hanya berjarak pada nyata. saya merasakan kasih. pada secangkir coklat panas dan sebotol angker.

pencarian dikotakkan pada tiga titik. perkumpulan. perkenalan. kami semua berjabat tangan. berucap nama. dengan kerelaan hati, saya meminta mereka berperan. rasa terima kasih atas waktu untuk sebuah komunikasi.

ini adalah kehidupan. peran harus dimainkan. jiwa akan memilih sosok dengan hati. berbalas kasih. berbagi senja. menciptakan kata untuk merangkai perjalanan. 

melangkah mencari persinggahan estetis

Kembang Asih Di Pasantren

telah saya tuntaskan latar belakang hingga landasan teori pada senja kali ini. kembali pada Jogja yang istimewa untuk melapor kepada baginda raja dan ratu. datang - lapor - datang - revisi - datang - lapor - datang - revisi. saya menghabiskan senja di kota istimewa ini untuk hal itu. 

pada senja selanjutnya, saya kembali pada perjalanan menjemput senja di kota Serang. perjalanan kali ini bukan lagi pencarian kedamaian hati atau setumpuk semangat. perjalanan untuk sebuah tempat. yupz! saya mencari tempat berlabuh. tempat berlabuhnya konsep-konsep berantakkan di kepala saya. nuansa 1996 tentang kobong. visualisasi pesantren darussalam dalam kisah yang saya jahit ulang.

tanpa menyerah pada senja. di suatu senja saya akhirnya menemukan tempat berlabuh. tempat yang dikenal dengan julukan Desa Kaduronyok. konon katanya Kadu itu adalah banyak. Ronyok adalah duren. Banyak duren??? yoyoi. suatu masa dimana saya mungkin belum mengenal senja, tempat ini adalah pabrik duren. hehehee ^_^

Senja di kota Lain....

Kembang Asih Di Pasantren

satu bulan. senja di bulan November 2012. tidak lagi saya nikmati di kota Jogja yang istimewa ini. pada perantauan saya menjatuhkan pilihan. pencarian senja menjadi obat penyembuh semangat yang tercecer.  bukan tentang pelukan laki-laki. melainkan kedamaian hati atas luka bekas perang dingin. saya menghangatkan diri di bawah senja kota Serang.

melahirkan diri sebagai sosok yang baru. di tempat baru. ini bukan hura-hura. ada setumpuk kitab di depan mata. menunggu untuk saya jamah dan perkosa. 

ruang dan waktu tak pernah bisa hanya bermakna pada cangkang. mereka lebih menjerat dibanding jaring laba-laba. mereka manis yang menyimpan bisa dengan rapi. mereka adalah buaya tanpa harus menyentuh daratan. karena mereka berkuasa atas kehidupan.

mengelabuhi rasa itu yang saya lakukan.

tuntaskan menjahit!!!

Kembang Asih Di Pasantren

aroma embun pagi telah aku dekap. tumpukan berkas atas konsep telah di cap atas kesepakatan revisi. yaaaah saya tersenyum. saya 45 untuk kembali larut pada nuansa yang kelak menjenuhkan namun akan dikenang atas nama proses. saya tuntaskan semua kehendak langit. saya tata rapi seperti jingga yang bertingkat. manis dan hangat.

saya dengan senang hati menjahit senja untuk Dea dan Nunun. mengembalikan kenangan Mama Ajengan atas pohon runtuh. mengalirkan sungai kecil untuk Kang Daceng dan Mas Odon. menyalakan api tungku kepada Nyi Kulsum dan Ayu Tuminem. dan Melukiskan imaji Pak Edyna Latief dalam kumpulan frame-frame digital. bagai di surga.

hari yang cerah. awan putih yang manis. langit biru yang indah. embun yang menyejukkan. telah saya tuntaskan jahitan-jahitan yang menjadi pe-er. ini adalah pagi. pagi yang aku gantungkan pada tumpukan kertas. bukan kertas kosong. realitalah yang menjadikan pagi kembali kosong. ketika kudapati cangkir kopi ku tak lagi retak melainkan telah pecah. tak berbentuk.

jalanan. saya kembali pada jalanan. tanpa batas kecepatan. tanpa lampu merah. tanpa cahaya. semesta tak sepakat. tak mau membasahiku pada air hujan. pada kenyataan saya kembali. kenyataan dalam tenggang deadline.  berat hati. dan berharap secepatnya sembuh. kembali pada ilusi mimpi.

sapaan secangkir kopi

Kembang Asih Di Pasantren

satu kata dari sutradara atas proses ini "perjalanan"

sulit rasanya merangkai kata untuk menceritakan senja dalam film ini. begitu banyak hujan yang tak bisa dideskripsikan. sehingga bimbang untuk menuliskan realita. perjalanan ini adalah semesta.

bagaimana kamu mendeskripsikan semesta?

langkah kaki. pilihan untuk memilih. batu terjal. berserah atas siang yang panas. kesendirian. larut menatap hujan. memiikirkan tentang malam. terselubungi ilusi senja. gamang. blur. merayap. awan hitam. mendung dan kegelapannya. gerimis air mata. atas abu-abu di langit biru. jurang. jurang menyerah. lautan luas. tanpa tepi. tanpa persinggahan. sekedar untuk melepas penat. lelah. lelah berjalan tanpa arah. bosan. bosan menjadi butiran debu. yang hanya terbang. melayang. terbawa angin. tanpa tujuan yang pasti. tanpa rasa sakit. terlalu sering dihantam badai. badai hati yang tak pernah bosan. sungguh. sungguh sangat meletihkan semua jalur ini. 

tidak sekedar senja...

sikap untuk maju dan bertahan. tak pernah sia-sia. banyak tawa baru yang langit lukiskan. ini bukan sekedar senja. yang hanya menjadi ilusi. ilusi atas sebuah kebahagiaan. ini adalah keluarga tomtom. butiran debu yang bersatu atas nama seni, cinta dan harapan. ^_^ 

berhutang kasih dan terima kasih...

aku sayang kalian kak. tanpa kalian semua ini -nothing- terima kasih telah bergandengan tangan. terima kasih atas senja yang nyata. terima kasih untuk tawa ketika kita semua hujan. #senyumanmu.... #SurViVeeeeee!!! :*


HeNiNG......

^_^

saya mendengarkan. sebuah dongen kehidupan. tentang hitam dan merahnya. jalanan yang keras. mental ketangguhan tuk bertahan. mempertahankan apa yang menjadi impian. berjuang atas sebuah usaha yg tidak mudah.

saya mendengarkan. celoteh alam. sebuah jalan atas kebaikan. berani memilih sebelum pilihan menentukan jalan hidupmu. dimana tak pernah dikenalnya kata menyerah.

saya mendengarkan. rasa kasih. tanpa ilusi meski kita butuh ilusi untuk proses kreatif. seni yang kita junjung tinggi. humanis yang kita peluk. terkadang terlalu erat. hingga tanpa sadar kita mengikat.

saya mendengarkan. nilai atas komunikasi. kepercayaan adalh pasal satu. sabda tuan adalah kesepakatan. jenuh yang menghantui. menjadi senja penghantar malam. satu yang pasti. masalah bukan untuk di bawa ke ranjang.

saya mendengarkan. awal dari segalanya adalah mimpi. beranilah untuk bermiimpi. tapi jangan lanttas engkau menjadi pemimpi. mimpi hanya akan jadi bunga tidur, jika kamu tak bangkit dari ranjang. dan melangkahkan kaki keluar. keluar dari jalur aman. kamu akan menemukan cahaya jingga.

saya adalah saya. dengan atau tanpa. saya dan keakuan saya adalah karya. saya dan senja adalah cerita. cerita akan nilai-nilai kehidupan. tentang sebuah perjalanan.

cukup dengarkan
ketika kamu belum cukup
dengarkan
keringanan atas berat
silahkan dengarkan
senja itu analogi
silahkan memilih dan bersikap
kita dan kehidupan
akan saling menemukan

Selasa, 18 Juni 2013

matahari di musim salju

kata adalah sabda
pada jemari para penulis
senja jingga atau senja biru
yang akan mereka tuliskan
intepretasi tentang matahari
ada pada sebuah musim



ini adalah pancaroba

huruf-huruf bertebangan tanpa mereka menjelma dalam kata yang pasti. yang bisa dieja dan dirangkai menjadi sebuah sabda. hanya pada kata. hanya pada kata peradaban dimulai.

sebuah awalan

teriakkan tangis memecah hening bahagia. tanpa kepusingan tentang nasib. semua berproses. berserah pada sebuah kausalitas. dimana narasi itu diacuhkan. untuk sebuah nikmat, mereka berucap syukur.

salju yang hangat

pelukan jingga tak lagi terbias. hanya segenggam rasa yang masih terngiang. mendekap manja kebekuan rasa. rasa akan kehilangan.

perjalanan matahari

pagi - senja - malam - pagi - senja -malam. sebuah perjalanan. tak pernah ada yang sama pada jalur yang sama. tak pernah ada kata yang sama untuk huruf yang sama. ini adalah dongeng. yang kelak akan menjadi legenda atau mitos belaka.

saya adalah lakon

pada harapan di pagi hari. pada ilusi di kala senja. pada kejujuran ketika malam. saya adalah lakon. pada matahari di jalur saya. saya adalah huruf. pada kata yang saya tulis. saya adalah narasi. pada kausalitas masa. saya adalah jingga. pada nuansa senja. saya adalah rasa. pada sebuah kebekuan. saya adalah matahari. pada musim salju.

Rabu, 12 Juni 2013

"......???"


kamu sebut ini apa?
apa yang kamu pahami tentang ini?
bagaimana kamu memahami ini semua?
siapa yang harus diagungkan?
seberapa penting ini buatmu?
kapan kamu mengenal ini?
dengan cara apa kamu mengenal ini?

Selasa, 11 Juni 2013

DONGENG GERIMIS

mereka bilang gerimis itu romantis

gerimis terlalu sombong utk dinikmati. aku suka pada hujan, hujan yang selalu mampu menenggelamkan ku pada rindu. hujan yang mampu menyembunyikan air mata. hujan yang membawa ku pada kesadaran tentang aku manusia, seperti mereka.

di kala sore

hujan aku membencinya. jangan hadirkan jarak antara aku dan senja. aku butuh senja. nuansa jingga. mampu membenamkan ku pada kehangatan. sendiri. aku tak akan risau. aku merasa cukup dengan jingga yang memenuhi ruang penglihatanku. 

merindukan hujan

hujan di bawah cahaya lampu jalanan ketika hari telah menjadi gelap, membawaku pada ruang dimana aku butuh sendiri, membawaku pada waktu aku harus merenung. mencari. menemukan. dan kemudian berlari. menerjang hujan yang tetap menyakitkan.

seorang wanita kecil

bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. tapi ia tak pernah seadanya. larut dan basah oleh air mata itu bukan hal baru. ia tak sendiri. hanya sedang ingin sendiri. tuk sebuah ruang dan waktu yang hidup dalam imaji nya, ia ada. ia bertahan untuk sebuah senja di esok hari.

sebait hujan untuk senja

hujan menghantarkan rindu pada pelukan senja. hujan menemani secangkir kopi ku. perlahan semua mulai menjadi melambat, rantaian rintik kecil. sebuah gerimis di akhir gelapnya hujan. tersenyum aku menatap senja. menanti cakrawala terbias jingga. memerah dalam malu.

Senin, 10 Juni 2013

Biru di Ufuk TimUR

bagaimana bila kurangkai kata tentang biru di ufuk timur...?



terbesit rasa kagum yang membawa jiwa pada rasa nyaman dan kemudian berlanjut merangkai kata rindu. masih abstrak, bahkan sangat abstrak bagaimana semua itu begitu cepat terjadi.
saya memandangnya dalam perjalanan pulang, di kala penghabisan gelap akan malamku.
tanpa kata rayuan apalagi mesra, ini tentang rasa nyaman.
analogi sederhana adalah sampan kecil yang menemukan daratan untuk berlabuh.
iyah! iyah berlabuh!

biru di ufuk timur,
menggandeng jiwaku menjemput pagi, harapan.
membuatku terjaga menatap cahaya pagi.
tidak lagi bersembunyi di balik selimut dalam ruang tertutup.
aku duduk manis, menikmati semilir embun.
dan masih dengan secangkir kopi, berbagi rokok.

biru di ufuk timur,
menghabiskan waktu hanya untuk hal kecil
merangkai canda tawa.
dengan kesadaran akan adanya realitas.
bukan pelupa! tapi sengaja melupa.
melupakan sgala penat jalan berliku.

tanpa sumpah serapah,
biarkan waktu berlalu,
pagi.. senja.. malam..
tak akan terusik.
ini sesaat.
tanpa harapan menjadi sesaat.

mataku masih terjaga, hanya tuk menikmati cahayamu!

TanTangan AKHIR!

sebuah pertaruhan...

begitu adanya! tidak satu, tidak dua yang saya pertaruhkan.

pertaruhan hati

hampir mati rasa saya dibuatnya. dan ntah sudah berapa purnama saya terpuruk. kering sudah air mata ini. bosan dengan rasa sakit yang terus menyayat. dan itu tanpa sebuah pengertian, tanpa alasan yang bisa saya logiskan. karena ini semua trlalu abu dan membusuk.

pertaruhan materi

resiko! yah saya menyadari itu.

pertaruhan waktu

tak terhitung berapa senja yang telah kehilangan jingga. berapa malam yang telah mebisu. berapa pagi yang saya lewatkan. saya masih disini. bukan untuk menunggu, tapi untuk menyelesaikan! menutup. mengubur. membakar.

kotak hitam

tak kan pernah bisa saya tutup rapat. ketika ini masih berhutang penyelesaian.

satu

harapan saya satu. agar klise ini segera selesai. dan segera dapat kutuntaskan air mata. kemudian [mungkin] berkenalan lagi dengan seuntai senyum dan sebait kebahagian. jika saja tlah sirna jera di jiwa.

coba pahami

sedikit saja! saya hanya butuh kehidupan tanpa kamu dan tanpa dia.

hal terakhir
yang saya coba tuk selesaikan
meski berat
ini bukan tanpa hati
rasa ingin dan sebuah keharusan
agar segera selesai
dan
benar-benar finish
kemudian
saya beranjak meraih senja saya sendiri
tanpa bayang-bayang siapapun atau apapun
kan kusambut pagi dengan senyuman
kunikmati malam dengan kehangatan
merayu di balik senja
dalam hidup yang semu dan abu-abu

You lost the love, I loved the most