Selasa, 11 Juni 2013

DONGENG GERIMIS

mereka bilang gerimis itu romantis

gerimis terlalu sombong utk dinikmati. aku suka pada hujan, hujan yang selalu mampu menenggelamkan ku pada rindu. hujan yang mampu menyembunyikan air mata. hujan yang membawa ku pada kesadaran tentang aku manusia, seperti mereka.

di kala sore

hujan aku membencinya. jangan hadirkan jarak antara aku dan senja. aku butuh senja. nuansa jingga. mampu membenamkan ku pada kehangatan. sendiri. aku tak akan risau. aku merasa cukup dengan jingga yang memenuhi ruang penglihatanku. 

merindukan hujan

hujan di bawah cahaya lampu jalanan ketika hari telah menjadi gelap, membawaku pada ruang dimana aku butuh sendiri, membawaku pada waktu aku harus merenung. mencari. menemukan. dan kemudian berlari. menerjang hujan yang tetap menyakitkan.

seorang wanita kecil

bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. tapi ia tak pernah seadanya. larut dan basah oleh air mata itu bukan hal baru. ia tak sendiri. hanya sedang ingin sendiri. tuk sebuah ruang dan waktu yang hidup dalam imaji nya, ia ada. ia bertahan untuk sebuah senja di esok hari.

sebait hujan untuk senja

hujan menghantarkan rindu pada pelukan senja. hujan menemani secangkir kopi ku. perlahan semua mulai menjadi melambat, rantaian rintik kecil. sebuah gerimis di akhir gelapnya hujan. tersenyum aku menatap senja. menanti cakrawala terbias jingga. memerah dalam malu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar