Selasa, 18 Juni 2013

matahari di musim salju

kata adalah sabda
pada jemari para penulis
senja jingga atau senja biru
yang akan mereka tuliskan
intepretasi tentang matahari
ada pada sebuah musim



ini adalah pancaroba

huruf-huruf bertebangan tanpa mereka menjelma dalam kata yang pasti. yang bisa dieja dan dirangkai menjadi sebuah sabda. hanya pada kata. hanya pada kata peradaban dimulai.

sebuah awalan

teriakkan tangis memecah hening bahagia. tanpa kepusingan tentang nasib. semua berproses. berserah pada sebuah kausalitas. dimana narasi itu diacuhkan. untuk sebuah nikmat, mereka berucap syukur.

salju yang hangat

pelukan jingga tak lagi terbias. hanya segenggam rasa yang masih terngiang. mendekap manja kebekuan rasa. rasa akan kehilangan.

perjalanan matahari

pagi - senja - malam - pagi - senja -malam. sebuah perjalanan. tak pernah ada yang sama pada jalur yang sama. tak pernah ada kata yang sama untuk huruf yang sama. ini adalah dongeng. yang kelak akan menjadi legenda atau mitos belaka.

saya adalah lakon

pada harapan di pagi hari. pada ilusi di kala senja. pada kejujuran ketika malam. saya adalah lakon. pada matahari di jalur saya. saya adalah huruf. pada kata yang saya tulis. saya adalah narasi. pada kausalitas masa. saya adalah jingga. pada nuansa senja. saya adalah rasa. pada sebuah kebekuan. saya adalah matahari. pada musim salju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar