Jumat, 24 Mei 2013

tak berjudul

secangkir kopi hitam...

yah benar! hitam dan gelap bahkan terkadang pahit. saya tak pernah ingat senja yang mana yang mempertemukan dan membuat saya jatuh cinta pada kopi hitam. semua itu hadir begitu saja dlam hari-hari saya. dan berlalu begitu saja ketika saya membuka mata. saya menyambut pagi. menanti senja. menikmati malam. tak pernah lengkap.

sebatang rokok...

hanya rokok! sesuatu yang habis terbakar oleh keegoisan korek api. kepulan asap yang akan berlalu tertiup angin tanpa arah. dan saya merasa butuh. bahkan ketika tak ada recehan di kantong celana. membuat saya terjaga dalam malam yang dingin. dan menemani saya dalam medan pertempuran. dimana kalah dan menang tak pernah mampu menjadi putih atau hitam.

kamu...

ntah berapa purnama kamu hidup dalam imajiku. ntah berapa senja terlewat tanpa arti sebuah kehadiran. ntah kalimat apa yang pantas tertulis tuk menggambarkanmu. aku hanya bisa menyimpulkan kalau kamu tak lebih setia dari kopi dan rokok ku.

sebuah trilogi...

dalam kehidupan yang tak kurasa hitam dan putihnya. kopi, rokok, kamu itu berdetak dalam nadiku. setiap pagi. di kala senja. ketika malam. dan tanpa sebuah alasan yang harus aku logiskan. 

secangkir coklat panas...

berbeda! yah itulah kata yang tepat untuk secangkir coklat panas. semacam nyawa kedua ketika saya butuh energi baru dalam mengarungi samudra tanpa ujung. seperti bias warna ketika hujan reda. semacam pelukan hangat ketika kasih sayang dirindukan. sebuah ranjang dimana saya telanjang melepas penat tentang hujan. tanpa kata kami menyayangi. tanpa rayuan kami ada. tanpa ikatan kami bersama. tanpa ending kami menulis cerita.

dimana semua imaji itu...

dalam kenyataan yang merindukan pelukan kesemuan!

lalu...

saya disini melangkah untuk sebuah resah dalam tulisan tanpa makna.... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar